Ironis…ketika negara-negara penghasil minyak mendapatkan panen besar, Indonesia sebagai produsen minyak malah merugi. Bukti panen besar produsen minyak negara-negara Timur Tengah adalah pembelian besar-besaran armada udara Boeing 320 dreamliners yang harganya 320 juta dollar US (sekitar 3 Trilyun) oleh maskapai penerbangan mereka. Salah satunya adalah maskapai penerbangan Qatar (Emerates) telah membeli 70 dreamliners bertipe A30XWB sebanyak 70 buah dan 11 buah dreamliners bertipe A30 begitu pun maskapai saingannya yaitu Qatar Airlines telah memesan 142 pesawat Boeing terbaru yang didalamnya termasuk 30 Boeing dreamliners untuk menjalankan aktivitas operasional mereka. Bahkan Pangeran Awalid pun yang mempunyai kekayaan 20,3 milyar dollar (180 Trilyun) dari Arab Saudi turut ikut-ikutan membeli Boeing 320 dreamliners untuk kendaraan pribadi.(Bisnis Indonesia )

Mengapa harga minyak dunia naik? Ada 3 kemungkinan, yaitu pertama, minyak naik karena ketegangan politik di Timur Tengah terutama ketegangan di Irak. Kedua, berkurangnya kapasitas produksi minyak dunia dalam menyuplai kebutuhan dunia atau yang terakhir adalah spekulasi harga global yang menginginkan harga minyak naik Berita terakhir OPEC memutuskan tidak menaikan produksi dengan pertimbangan sudah menaikkan produksinya pada November silam sebesar 500 ribu barrel (Detik Finance) sehingga diyakini harga minyak tidak akan turun di bawah level $80 per barrel (Menurut Paskah Suzetta) padahal dalam APBN 2007, asumsi harga minyak dipatok hanya $60 per barrel.

Kebutuhan akan minyak dunia tiap harinya terus bertambah sedangkan kapasitas produksi minyak dunia tiap harinya relatif tetap maka tidak heran kalau harga minyak tiap tahunnya bukan tambah murah malah semakin mahal. Indonesia sebagai produsen minyak dengan kapasitas maksimal produksi kilang 1,046 juta barrel (Rata-rata hanya 950 ribu barrel) per hari tidak mampu menutupi kebutuhan akan BBM dalam negeri yang rata-rata tiap harinya 1,4 juta barrel sehingga mau tidak mau bangsa kita harus mengimpor 450 ribu barrel per hari atau lebih dari 40% dari kebutuhan nasional.

Kenaikan harga minyak menyebabkan subsidi BBM ikut meningkat. Tahun 2007, subsidi BBM yang dalam APBN dianggarkan sebesar 55,6 Trilyun membengkak menjadi 87,7 Trilyun begitu juga subsidi listrik dari 32,4 Trilyun menjadi 43,47 triliun. Asumsi subsidi BBM di tahun 2008 untuk harga minyak dunia berturut-turut $90,$95 dan $100 per barrel maka pemerintah harus mensubsidi sebesar 140,8 T, 155,8 T dan 170,7 T padahal anggaran pendidikan setahun hanya 51,4 Trilyun hampir sama dengan cicilan hutang pemerintah sebesar 54,1 Trilyun tiap tahunnya dari total pendapatan pemerintah sekitar 400 Trilyun per tahun. Maka bersiap-siagalah mulai tanggal 01 Januari 2008 pemerintah mau tidak mau harus menaikan harga BBM dalam negeri karena tidak sanggup untuk mensubsidi beban yang begitu besar.

Harga BBM bertahap akan naik untuk premium (Oktan 88) tetap yaitu Rp.4500 per liter tapi hanya diperuntukkan untuk kendaraan dinas, umum dan sepeda motor. Sedangkan untuk kendaraan pribadi diharuskan menggunakan BBM premium jenis Oktan 90 dan Pertamax yang harganya masing-masing Rp.6750 dan Rp.7750. Harga BBM Industri telah naik lebih dahulu pada tanggal 01 Desember 2007 kemarin sekitar 14,6 – 21,6 % dari harga sebelumnya. Makin berat saja hidup ini L. Bagaimana nih mas-mas dan mbak-mbak Kastrat,apa yang harus kita lakukan ? Masak harus menunggu setelah sekjen menikah he..he?

Budi W.Mahardhika
Bendum Kammda (2004-2006)
mahardhika@snfconsulting.com