10 Mitos Keuangan (Bagian Ketiga)

Seri Mind Set

10 Mitos Keuangan (Bagian Ketiga)
Oleh : Budi wahyu mahardhika*

Apakah Anda kenal dengan sahabat nabi yang bernama Abu Bakas Assidiq ra? atau Abdurrahman bin Auf ra? Mereka adalah sahabat nabi yang luar biasa dalam hal berperang dan berbisnis. Dalam hal berjihad dan berperang, Abu bakar pernah menyerahkan seluruh hartanya untuk jihad di jalan-Nya begitu pula dengan Abdurrahman bin Auf, Ia meninggalkan semua hartanya di Kota Mekah lalu hijrah ke Madinah dengan persediaan apa adanya. Tetapi kenapa Mereka tetap kaya ya? cukup hanya minta ditunjukan dimana pasar berada mereka dapat mengembalikan pundi-pundi kekayaan mereka secara cepat. Jawabannya adalah berada pada ilmu, kredibilitas dan kerja keras. Ilmu bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbisnis dan mengelola keuangan sedangkan kredibilitas bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan kepada masyarakat dan terakhir apapun ilmu yang kita punya tidak akan bermanfaat bila kita tidak mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Harta dapat di rampas tapi ilmu tidak bisa dirampas. Ilmu merupakan investasi terbaik dalam hal bersaing dan bertahan. Ada 4 mitos terakhir dalam seri mindset ini yang harus kita hancurkan. Apakah Anda siap mempelajari ilmu penghancur mitos? yuk kita lanjut monggo...

7. Jika memiliki uang, orang dapat memenuhi semua keinginannya

Tidak semua hal di dunia ini bisa dibeli dengan uang. Hal-hal yang menyangkut “rasa” di hati, kerap tidak terkait dengan uang. Kalaupun ada yang mencoba membeli, itu hanya bersifat sementara saja. Uang hanya sebagai alat untuk mencapai kebahagiaan bukan membeli kebahagiaan itu sendiri.

Uang dapat "membeli wanita" tapi uang tidak dapat membeli cinta.
Uang dapat membuat istana yang megah tapi uang tidak dapat membeli keharmonisan dalam rumah tangga.

Oleh karena itu, jangan pernah berpikir uang merupakan satu-satunya cara mencapai tujuan hidup Anda. Visi/tujuan hidup kita adalah beribadah kepada-Nya bukan uang. Visi keuangan merupakan salah satu bagian kecil dari visi paripurna kita.

Atau di sisi lain, jika Anda masih merasa belum mampu mendapatkan uang dalam jumlah memadai, bukan berarti kiamat. Berapa pun uang Anda, sebenarnya tetap cukup, sepanjang Anda mau melakukan penyesuaian. Bersyukurlah dengan apa yang ada, itu dapat memberikan kekuatan yang besar bagi kita untuk maju.

8. Uang perlu dicari agar bisa pensiun dini dan tidak perlu bekerja lagi

Ini juga tidak terlalu tepat. Bekerja dan mencari uang adalah dua hal berbeda. Artinya, jika kita mencintai pekerjaan dan mendapatkan makna hidup, kenapa mesti pensiun? Dengan kata lain, bekerja tidak selalu identik demi uang. Akan tetapi, jika pekerjaan Anda hanya memberi beban hidup,kendati menghasilkan banyak uang, untuk apa Anda lanjutkan? Sebaliknya, jika Anda menikmati pekerjaan Anda alias klop, kendati uang yang dihasilkan tidak terlalu banyak, namun bisa memberi kelanggengan, maka akan membuat Anda jauh lebih baik dan berprestasi. Selain itu, Islam tidak mengenal kata pensiun, hitungan amal perbuatan baik maupun buruk akan tetap diperhitungkan hingga ajal menjemput kita. Kita harus terus bekerja, menolong dan bermanfaat bagi orang lain dimanapun kita berada sampai akhir hayat. Ini bukan masalah uang lagi bukan?

9. Untuk menjadi kaya harus berpendidikan tinggi

Mitos ini tidak selalu benar. Realitasnya, kita melihat banyak orang tidak berpendidikan tinggi, tetapi memiliki aset sangat besar. Sebaliknya, tidak sedikit kalangan memiliki latar pendidikan tinggi, tetapi hidup serba kekurangan. Yang benar adalah bagaimana memanfaatkan pendidikan tinggi yang dimiliki untuk bekerja atau memilih pekerjaan sesuai dengan minat dan memberikan penghasilan memadai.

Dalam buku The Millionaire Mind, Thomas J. Stanley, Phd menunjukan bahwa pendidikan formal bukan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan hidup seseorang. Ada 100 faktor yang mempengaruhi keberhasilan hidup seseorang, sepuluh faktor utama adalah bersikap jujur, mempunyai disiplin yang baik, pintar bergaul, mempunyai pasangan hidup yang mendukung, bekerja lebih keras daripada orang lain, mencintai karier/bisnis, memiliki kualitas kepemimpinan yang baik dan kuat,memiliki semangat/kepribadian yang sangat kompetitif, mengatur hidup dengan sangat baik, dan memiliki kemampuan untuk menjual ide atau produk. IQ menduduki urutan ke-21, masuk sekolah top/unggulan di urutan ke-23, dan lulus dengan nilai terbaik/hampir terbaik merupakan faktor sukses di urutan ke-30.

10. Jika berhasil memiliki uang lebih banyak, maka akan lebih besar kesempatan menabung.

Ini benar-benar pelecehan, sebab menabung bisa dilakukan pada jumlah berapa pun. Menabung tidak bergantung pada besarnya pendapatan,tetapi lebih pada kemauan. Lebih dari itu, kebiasaan banyak orang, semakin tinggi pendapatan maka semakin besar pula pengeluaran. Jadi bukan masalah gaji, gaji itu tidak penting yang terpenting adalah sisa gaji. Sisa gaji yang baik lalu diinvestasikan sehingga mampu meningkatkan pemasukan dan asset yang cukup bagi kita.

Selain kesepuluh hal tersebut, masih banyak mitos lain berkaitan dengan uang dan kekayaan yang berkembang di masyarakat. Namun, lepas apakah ada yang percaya dan terpengaruh atau tidak, intinya sebagian mitos tersebut tidak berdasar. Oleh karena itu, ada baiknya Anda mengubah paradigma dan tak menjadikan mitos sebagai referensi mencari kekayaan.

*Business Development Head pada SNF Consulting Surabaya
www.snfconsulting.com

10 Mitos Keuangan (Bagian Kedua)

Seri Mindset

10 Mitos Keuangan (Bagian Kedua)

Mmm...tiap hari kok hujan terus ya? penulis dengar-dengar kata orang
Tionghoa bila hujan lebat saat Imlek (Tahun Baru China) pasti banyak
rezeki di tahun berikutnya alias "Chuan" tapi kalau saat ini hujan
terus sampai banjir "Chuan" atau "Amsyiong" ya? Haa3x Amsyiong kali
yee...mitos ini benar atau tidak yang jelas motor penulis mogok
karena banjir :).

Keempat, hemat pangkal kaya, kaya itu asetnya banyak.

Bapak/Ibu forum komunitas FSQ yang saya hormati, masih ingat tidak
pada waktu kita menduduki sekolah dasar (SD) dulu, guru kita selalu
mengajarkan kepada kita pepatah hemat pangkal kaya? wah ini betul
tapibelum tuntas. Hemat dan punya tabungan saja belum cukup bila
akhirnya hasil tabungan selalu menjadi barang konsumsi. Hemat
pangkal kaya akanmenjadi benar-benar kaya jika hasil tabungan yang
dikumpulkan dibelikan barang modal/investasi. Jika tidak, maka Anda
hanya terlihat kaya alias rabun kaya. Beli rumah "gedong", mobil
keren, tampang parlente tapi banyak utang. Capek dech !

Kebanyakan orang melihat kaya itu hanya dari aset yang melekat pada
diri seseorang atau perilaku pura-pura kaya seseorang bukan dari
total aset bersih yang dimiliki seseorang. Apa itu aset bersih? aset
bersih adalah jumlah total aset dikurangi jumlah total kewajiban jika
hasilnya positif maka Anda bisa mewariskan harta ke anak Anda tetapi
bila negatif maka tentu saja Anda akan mewariskan hutang.

Aset bersih tinggi dapat diraih jika Aset yang dikumpulkan lebih
banyak berbentuk barang modal dari pada berbentuk barang konsumsi.
Kenapa? karena hanya barang modal yang dapat menghasilkan pemasukan
investasi berkelanjutan selain itu pada barang-barang modal tertentu
nilainya akan naik tiap tahunnya seperti emas,tanah dll. Begitupun
sebaliknya barang konsumsi nilainya akan turun dan tidak menghasilkan
pemasukan investasi kepada Anda malahan bisa menjadi beban bagi
Anda.

Kelima, hidup terasa indah jika punya rumah sendiri

Setiap orang di dunia ini pasti menginginkan punya rumah sendiri.
Betul tidak? Masak mau tinggal di rumah mertua indah terus? "Tengsin"
lah yau :). Oleh karena itu, tidak heran bila kebanyakan orang jika
ada uang lebih maka prioritas utamanya adalah membeli rumah. Masalah
jarak/dekat dengan tempat kantor terkadang tidak masalah asalkan
punya rumah. Untuk pasangan muda dimana tabungannya belum cukup,
mereka lebih banyak memilih rumah yang jauh asalkan duitnya cukup
dari pada kontrak rumah dekat dengan tempat kerja. Kenapa? karena
salah mempersepsikan makna rumahku surgaku dan rumahku istanaku
sehingga kebanyakan orang rela bangun lebih pagi serta pulang lebih
malam bahkan berlama-lama di jalan bertahun-tahun tetapi tetep
hepi :).

Contoh soal :

Jika Anda mempunyai tabungan Rp.60 juta dan mempunyai gaji 5
juta/bulan.
Pertanyaan pertama :
Apakah Anda akan memilih membeli rumah dengan harga Rp.200 juta
dengan 60 juta sebagai uang muka ditambah angsuran Rp.2,5
juta/bulan* (Asumsi bunga KPR 20%) selama 15 tahun atau memilih
kontrak rumah Rp.4-6 juta/tahun (Asumsi 2-3% dari harga rumah) lalu
sisa tabungan dan angsuran tiap bulan untuk investasi/wirausaha ?
*Kalkulator KPR (www.btn.co. id)

Pertanyaan kedua :
Lebih cepat mana? pilihan pertama atau kedua untuk mendapatkan hak
milik rumah seutuhnya?

Pilihan pertama sudah jelas, 15 tahun lagi Anda akan mendapatkan
rumah tersebut. Bagaimana dengan pilihan kedua? apakah bisa lebih
cepat?

Saya kasih contoh ilustrasi :
Modal Rp.54 juta, Anda membuat 6 warung Soto Ayam @Rp. 9 juta. Harga
per mangkok Rp.5 ribu (misal : untung bersih 20%).Sehari Anda hanya
menjual 20 mangkok/warung.

Hasil bersih setahun = 20 mangkok X 6 warung x (20% X Rp.5000) X 365
hari = Rp. 43,8 juta

Tidak sampai 5 tahun bukan? Angsuran Rp.2,5 juta/bulan juga bisa Anda
alokasikan untuk investasi yang lain.

Anda pilih yang mana?

Jawabannya relatif ;)
Jika Anda orang pengambil resiko dan yakin akan potensi Anda maka
pilihan kedua adalah pilihan terbaik tetapi sebaliknya jika Anda
ingin memiliki zona nyaman silakan memilih pilihan yang pertama.

Baca juga artikel Jakarta Coret (http://snfconsulting.com/artikel09.
html)

Keenam, uang tidak pernah cukup, maka harus dikerjar terus tanpa
henti

Mitos ini salah kaprah, karena pada kenyataannya uang selalu cukup
sepanjang kita tahu bagaimana memanfaatkan dan mengelolanya. Untuk
mengelola uang hingga bisa bertumbuh dan menjadi cukup, selayaknya
setiap orang memiliki perencanaan bagaimana mencari dan menggunakan
uang.Salah satu cara yang paling sederhana adalah menentukan lebih
dulu berapa uang yang Anda perlukan untuk memenuhi kebutuhan primer,
sekunder, dan tersier. Memang, tingkat kebutuhan setiap orang beda,
namun yang penting Anda harus menentukan sesuai dengan tingkat
kehidupan yang Anda inginkan.

Setelah itu, Anda tentu akan mencari penghasilan. Di sini yang perlu
Anda pastikan bukan mencari penghasilan sebesar-besarnya, melainkan
bagaimana Anda memiliki kemampuan menghasilkan uang secara langgeng
dan mampu memenuhi kebutuhan hidup Anda.Jadi, bukan bagaimana mencari
uang sebanyak-banyaknya, melainkan mengondisikan keadaan sehingga
Anda memiliki uang yang cukup secara langgeng. Konkretnya, buat apa
Anda memiliki uang dalam jumlah besar, kalau beberapa saat kemudian
uang tersebut habis. Jauh lebih baik jika Anda memiliki uang cukup,
namun terus berkelanjutan. (Kompas edisi Minggu, 6 Februari 2005.
Ditulis oleh: Elvyn G Masassya)

Bapak/Ibu kenal Myke Tyson? si "leher beton" tapi bukan otot kawat
tulang besi lo..(itu mah Gatot Kaca). Bapak Tyson ini dulu ketika
berjaya memiliki kekayaan hanya dari bertinju saja sebesar 300 juta
dollar Amerika. Dia mendapat gaji Rp. 50 Milyar sekali bertanding,
hebat kan! Itu belum dari hasil iklan dan kerja sampingannya, pasti
banyak banget ! tetapi kenapa bisa jatuh miskin ya? kemampuan
mengelola keuangan adalah jawabannya. Bagaimana dengan Anda?

Budi Wahyu Mahardhika
Business Development Head pada SNF Consulting
mahardhika@snfconsulting.com
budi.w.mahardhika@gmail.com

10 Mitos Keuangan (Bagian Pertama)

Seri Mind Set

10 Mitos Keuangan

Setiap orang bila ditanya tentang makna atau arti kekayaan terkadang jawabannya bisa berbeda-beda. Ada yang memaknai bahwa kaya itu adalah kaya harta, ada yang memaknai kaya itu adalah kaya hati,ada yang memaknai kaya itu adalah kaya artis bahkan ada juga yang memaknai kaya itu adalah kaya hantu hi...hi.

Setiap orang bebas dalam memaknai kekayaan tapi dalam pembahasan modul kedua kali ini kita akan membahas tentang teori keseimbangan dimana kekayaan harta dunia dan kekayaan akhirat bisa selaras sehingga tidak berat sebelah pada salah satu sisinya.

Untuk tidak terjebak pada makna kekayaan, baik dalam pandangan yang menganggap kekayaan adalah segalanya sehingga hanya uang yang bisa membuat kita bahagia dan juga sebaliknya, tidak salah jika kita cermati beberapa mitos yang mengemuka dalam masyarakat berkaitan dengan uang atau pun kekayaan.

Pertama, buat apa mengejar kekayaan, kekayaan tidak menjamin kebahagiaan, kekayaan tidak menjamin masuk surga.*

Mitos ini sekilas benar tetapi mitos ini tidak berimbang. Seakan-akan kaya itu kotor, uang adalah sumber kejahatan, uang tak bisa membeli kebahagiaan. Kata-kata menggambarkan pikiran yang menghidupkan perasaan. Jika mind set salah ini dibiarkan terus-menerus maka akan menginternalisasi ke diri Anda menuju alam bawah sadar sehingga Anda sulit untuk meningkatkan potensi finansial Anda.

Bukankah Rasullulah SAW mengajarkan kita doa agar tetap berimbang, Robbana Atina Fiddunya Hasanah, Wa fil Akhirati Hasanah Wa qina Adza bannar ( Ya Tuhan kami berikanlah kebaikan dunia dan kebaikan akhirat serta jauhkanlah kami dari api neraka). Kita tidak boleh melupakan dunia, kita ini tidak hidup untuk diri kita sendiri, kita juga punya tugas dan tanggung jawab sebagai khalifah untuk memakmurkan bumi(kegedean ya :) ). Bukankah begitu kawan?

Bagaimana kalau mitos ini kita balik?

Buat apa mengejar kemiskinan, kemiskinan tidak menjamin kebahagiaan,
kemiskinan tidak menjamin masuk surga.*

Tanda * memenuhi makna syarat dan ketentuan berlaku.

Jadi kita bisa mengambil kesimpulan : Orang masuk surga bukan karena dia kaya atau miskin tetapi masalah ketakwaan dan bagaimana dia bisa bermanfaat bagi orang lain. Betul ora son?

Kedua, mendapatkan uang haram saja sulit bagaimana mencari yang halal?

Wah kalau ada orang yang ngomong begini dapat dipastikan orang tersebut lagi putus asa. Kok putus asa? ya, putus asa dari rahmat Allah SWT. Dia tidak yakin bahwa Allah telah memberi rizki kepada seluruh manusia dan alam semesta tanpa terkecuali. Bahkan semut yang kecil aja sudah ada rezekinya, kita hanya cukup beriktiar/berusaha
saja untuk mengambilnya. Ini hanya masalah keyakinan kawan, jika anda yakin mendapatkan uang halal itu mudah maka akan menjadi mudah begitupun sebaliknya.

Jika Anda percaya pada kehidupan setelah mati, Uang haram itu sangat berbahaya. Bila kedapatan istri Anda mulai tidak patuh, Anak anda sudah berani melawan bahkan diri Anda sendiri telah melupakan Allah SWT maka kemungkinan besar kekayaan Anda terindikasi uang haram.

Duit haram itu dipastikan berdosa di hadapan Allah SWT, Amal dari duit haram pasti tertolak, dan keluarga Anda bisa menjadi tidak harmonis akibat duit haram.

Mungkinkah ada dosa tujuh turunan akibat duit/harta haram? Mmmm...Ini luar biasa berbahaya. Bila amal jariah pahala akan mengalir terus menerus bagi pemberinya tentu saja bila harta berupa rumah, uang atau apa pun yang kita punya dihasilkan dari duit haram dan dipakai terus menerus oleh anak cucu kita maka bukankah terjadi sebaliknya. Anda setuju dengan saya? So, enakan jadi orang baik ya...(anak kecil juga
tahu he...he)

Ketiga, gue bukan keturunan ningrat, mana bisa kaya?

Terkadang kita menyalahkan orang lain atau lingkungan sekeliling kita bila kita terlahir di lingkungan yang kurang bagus kesejahteraannya. Nah konsep guru goblok ketemu murid goblok dari Pak Iman bisa masuk neh ! Menyalahkan orang lain atau lingkungan Anda tidak akan merubah kondisi finansial Anda malah bisa menimbulkan konflik baru. Bukankah ayah dan ibu kita sudah bersusah payah memberikan yang terbaik buat kita? maka hargailah kerja keras beliau sekecil apa pun itu.

Trus gimana dunk bro ! Pertama, akuilah kenyataan hidup Anda. Akuilah gue orang miskin, akuilah "I am Goblok" dalam mencari uang itu jauh lebih baik dari pada kita selalu menyalahkan orang lain. Gentle gitu loh ! kedua, bersyukurlah. Saya yakin masih ada yang jauh lebih miskin dari kita maka mencari orang yang jauh lebih miskin dari kita akan membuat hati kita lebih mudah bersyukur. Bukankah ada pepatah "Di
bawah miskin masih ada yang lebih miskin" he3x just kidding bro, ini hanya untuk mengambil ibroh/hikmah lo bukan untuk menghina kaum miskin. Ketiga, Anda harus yakin bahwa tidak ada yang mustahil di dunia ini bila kita sungguh-sungguh bekerja keras, kalau masalah hasil kita serahkan saja kepada Allah. Terakhir, keempat ya dimulai sekarang aja bos kerja kerasnya jangan di tunda-tunda. Jangan lupa mencari guru
bisnis/keuangan agar lebih cepet dalam mencapai cita-cita keuangan Anda.

Bukankah : Saat anda membutuhkan nasihat hukum, Anda mendatangi pengacara. Saat Anda sakit gigi, Anda pergi ke dokter gigi. Namun saat membutuhkan bantuan keuangan, kebanyakan orang akan mengandalkan saran dan bantuan orang tua. Tentu saja, tak jadi masalah jika orang tua kita adalah seorang milyuner. Namun, jika orang tua kita memiliki kondisi keuangan yang tidak lebih baik dari kita, mengapa kita mendengarkan saran mereka? Bisa jadi, keyakinan mereka yang salah tentang uang mempengaruhi saran mereka. Meskipun maksud mereka baik, saran mereka tentu tidak tepat bagi kita (Paul Hanna). Jadi ingat sama kata-kata Pak Iman, "Dik aku kalau mau mengambil keputusan untuk berinvestasi maka aku akan memutuskannya sendiri" Istri bagaimana? Cukup diberi
tahu dan minta restu saja. Ooo Gitu toh...maka lihatlah sekeliling Anda dan temukan seseorang yang situasi keuangannya lebih baik dari Anda. Temui saja mereka dan mintalah sarannya.

Bersambung.. .....

Materi minggu depan, yaitu :

Keempat, hemat pangkal kaya, kaya itu asetnya banyak.
Kelima, hidup terasa indah jika punya rumah sendiri
Keenam, uang tidak pernah cukup, maka harus dikejar terus

Ok, sahabat komunitas FSQ minggu depan kita sambung lagi. Ingat, tetep
merasa goblok tetapi goblok dinamis yang senantiasa selalu belajar.
Keep "goblok" please...

Budi Wahyu Mahardhika
Business Development Head pada SNF Consulting
budi.w.mahardhika@gmail.com
mahardhika@snfconsulting.com

Road Map

Assalamualaikum Wr.Wb
Salam sukses untuk semuanya khususnya anggota newsletter dan
forum diskusi SNF Consulting yang tentu saja berharap di tahun 2009
ini akan jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Umur tambah tua
seharusnya tambah pula amalnya dan juga yang terakhir tambah pula
kekayaannya. Bukannya begitu? :)

Newsletter ini berisi tentang 3 hal, yaitu :
1. Kursus Mengelola Kekayaan
2. Artikel Keuangan & Bisnis
3. Kegiatan SNF Consulting

Bagi temen-temen anggota forum diskusi yang belum mendaftar silakan
mendaftar dengan kirim email ke info@snfconsulting.com dengan
disertai nama, alamat,pekerjaan dan no.telepon.

Catatan :
Kursus dan artikel yang diberikan untuk anggota newsletter boleh
disebarluaskan ke media manapun asalkan TIDAK DiKOMERSIALKAN dan ada
sumber beritanya (SNF Consulting).

Terima kasih atas perhatiannya
Wass.Wr.Wb
Administrator


Modul Pertama

Road Map

Road Map apakah itu? Road Map adalah peta jalan atau bisa juga acuan
untuk mencapai sesuatu dalam hal ini adalah kekayaan. Ya, acuan. Kita
harus menentukan acuan untuk berjalan selangkah demi selangkah dalam
setiap pembelajaran. Setiap praktisi bisnis dan keuangan mempunyai
pandangan yang berbeda dalam hal menentukan acuan ini tapi Saya
mengambil kesimpulan dari berbagai sumber, paling tidak ada 8 hal
acuan untuk meraih kekayaan yang kita impikan. Kok delapan, ya
ketepatan aja bukan kampanye partai lho :).

Kedelapan Road Map itu, yaitu :

1. Mindset, sekali lagi soal mindset. Ini adalah sumber dari semua
cara berpikir dan pola tindakan kita. Ini harus diberesin dulu, jika
tidak dibereskan maka hasilnya kurang maksimal. Orang yang sudah take
action, tapi gagal terus, biasanya gara-gara salah di mind set ini.

Contoh Mindset yang salah :
"Buat apa mengejar-ngejar kekayaan. Kekayaan tidak menjamin hidup
bahagia, kekayaan tidak menjamin masuk surga"

Apa lagi ini...Anda lahir pada bla3x, Anda tidak cocok kerja di air,
Anda seharusnya cocok kerja di hutan he3x

2. Goals. Ya, kita harus punya tujuan yang jelas. Tentukan goals yang
jelas. Kalau tidak ada goals yang jelas bisa jadi kita kehilangan
arah dalam mencapainya.

Masih ingat cerita doa bangun sepagi mungkin? cerita ini menjelaskan
bagaimana kita harus menentukan tujuan secara jelas dan detail
tentang keinginan kita.


3. Financial Plan. Setelah goals-nya jelas, maka diperlukan financial
plan bagaimana itu semua bisa dicapai. Financial plan adalah alat
bantu untuk mencapai tujuan tapi yang terpenting adalah
pelaksanaannya jika tidak dilaksanakan maka akan mubazir (Penulis gak
dapat pahala, pembaca juga gak kaya).Nah, di kursus ini juga akan
dijelaskan secara detail dan sederhana tentang bagaimana
mempergunakan alat ini.

4. Increase Income. Ini yang menarik. Bagaimana meningkatkan omzet
dan profit bisnis secara mudah dan sederhana bagi pengusaha. Bagi
pekerja, bagaimana mendapatkan pemasukan lebih besar dari sebelumnya?
Bukan melalui demo lho...

5. Eficiency. Ini juga harus dilakukan. Jangan hanya memperbesar
income tapi boros dan akhirnya bangkrut juga. Di sini kita diharuskan
untuk selalu berusaha menekan pengeluaran. Live below your mean,
hidup sederhana. Hidup sederhana berbeda lho dengan hidup miskin.
It's defferent baybeh !

Inti efisiensi adalah gaya hidup hemat tanpa mengorbankan pengeluaran
yang memang diperlukan. Tetap harus menikmati hidup, menurut saya.

6. Grow. Nah ini juga harus dilakukan. Kalau sudah terkumpul uangnya,
harus direncanakan pertumbuhannya. Grow hanya bisa dilakukan dengan
investasi. Ilmu mengenai investasi dan bagaimana mengalokasikannya
juga Anda dapatkan dalam kursus ini.

7. Protect. Aset kita harus aman. Caranya? Bisa lewat asuransi,
bantuan hukum, jasa pengelola aset dan sebagainya. Banyak lho, orang
yang pintar mengumpulkan tapi tidak diprotect. Akhirnya amblas begitu
aja.

8. Spiritual Finance. Shodaqoh, zakat, infaq adalah investasi dunia
akhirat dengan tingkat pengembalian yang tidak terhitung jumlahnya.
The Power of Giving (kekuatan untuk memberi) ini adalah syarat sah
untuk menjadi orang kaya. Bila ingin kaya, jangan lupa ilmu yang satu
ini. Spiritual finance juga membahas bagaimana kekayaan itu
didapatkan. Tentu saja kekayaan yang berkah bukan kekayaan asal
sikat. Mau mewariskan dosa selama tujuh turunan? ngga mau kan!

Ok,kawan komunitas FSQ sampai sini dulu pembahasan kita tentang
kursus mengatur kekakayaannya. Minggu depan di sambung lagi....Keep
Fight !


Budi Wahyu Mahardhika
Business Development pada SNF Consulting
budi.w.mahardhika@gmail.com
mahardhika@snfconsulting.com

Goblok, Enjoy Aja!

Judul buku : Guru Goblok Ketemu Murid Goblok

Penulis: Iman Supriyono

Penerbit: SNF Consulting, Surabaya
( www.snfconsulting.com )
Cetakan: I, Mei 2008

Tebal : 264 Halaman



—–

Sangat banyak di negeri ini orang yang sesungguhnya pantas
disebut sebagai orang goblok, tetapi tidak pernah mau untuk mengakui
kegoblokannya. Apalagi sampai dengan menyadari bahwa dirinya
benar-benar goblok. Mengapa demikian? Memang sangat memerahkan telinga
–dan pasti ingin melakukan tindakan-tindakan yang benar-benar
”goblok”– apabila ada yang menyematkan identitas pada diri dengan
panggilan ”orang goblok”.

Meskipun demikian, di balik sangat banyaknya orang goblok yang emoh
disebut sebagai orang goblok, masih ada sebagian kecil orang yang sudi
untuk mengakui dan menyadari bahwa dirinya memang goblok. Bahkan mereka
tampak enjoy untuk menyebut dan disebut sebagai orang goblok.
Mengapa pula demikian? Karena dengan memproklamasikan diri sebagai
”orang goblok”, mereka mampu melapangkan jalan kesempatan yang luas
dan panjang untuk selalu belajar dan belajar.

Salah satu manusialangka yang tidak malu untuk mendeklarasikan diri sebagai ”orang
goblok” adalah Iman Supriyono (dan gurunya, Abdul Rachim). Dengan
kesadarannya yang sangat dalam sebagai orang goblok, akhirnya buku Guru Goblok Ketemu Murid Goblok ini pun lahir. Hebatnya lagi, buku Iman Supriyono yang (merasa) goblok ini merupakan karya buku ke-7. Hebat kan,
orang goblok bisa menulis buku, sampai tujuh lagi. Padahal yang selama
ini mengaku ”pinter” saja banyak yang tidak mampu menggoreskan satu
pun kalimat bermakna, dan selalu marah kalau dipanggil ”goblok”.

Tapi Iman Supriyono dan gurunya bukanlah orang ”goblok” yang sembarang
goblok. Mereka adalah jenis manusia ”goblok” khusus. Menurutnya,
kegoblokan manusia itu dapat dipilah menjadi tiga tingkatan. Yakni,
orang goblok yang masih menyadari bahwa dirinya goblok. Goblok tingkat
pertama ini bahkan menurut Iman Supriyono merupakan goblok yang
disarankan. Seseorang boleh saja (dan bahkan harus) merasa goblok.
Syaratnya, masih menyadari bahwa dirinya goblok dan kemudian mau
belajar terus. Bahkan setiap saat kita harus merasa goblok. Maksudnya?
Setiap saat merasa ada sesuatu yang kita ingin bisa tetapi belum bisa.
Tindak lanjutnya dengan belajar hingga bisa. Begitu bisa, segera
temukan apa lagi yang belum bisa. Temukan satu kegoblokan lagi.
Demikian seterusnya. Selalu goblok (hlm. 83). Inilah yang disebut
sebagai ”goblok dinamis" atau goblok yang beruntung.

Sedangkan tingkatan kedua,orang goblok yang tidak menyadari bahwa dirinya goblok. Orang goblokjenis ini tidak akan pernah berkembang (stagnan). Inilah yang juga bisa
disebut dengan ”goblok statis”, karena membiarkan diri untuk tetap
goblok dalam satu hal selamanya.

Dan, tingkatan ketiga, orang goblok yang tidak merasa dirinya goblok dan bahkan suka
menggoblok-goblokkan orang lain. Inilah jenis manusia yang terjangkiti
penyakit goblok total, goblok sempurna, goblok absolut. Orang goblok
absolut ini bila dinasehati tentang kegoblokannya, serta merta ia
menolak. Bahkan merasa dirinya lebih pintar dari orang yang
menasehatinya. Inilah jenis manusia yang merasa pintar padahal goblok.
Karena itu, Iman Supriyono mewanti-wanti agar kita tidak termasuk
golongan orang yang goblok jenis ini. Bahaya !!! (hlm. 84).

Tetapi,
untuk menjadi ”goblok dinamis” pun membutuhkan kecerdasan yang
berlipat. Untuk belajar menumbuhkan kesadaran sebagai orang goblok,
dibutuhkan seorang guru yang bisa mendidik untuk bisa merasa goblok.
Nah, guru jenis ini pun ternyata juga sangat langka. Sebab yang banyak
ialah guru yang menuntut muridnya pintar dan cenderung menyisihkan
murid yang bergaya goblok. Sang guru kerapkali juga tidak mau
dikalahkan oleh muridnya, sehingga dia sendiri pun kemudian menjadi sok pintar dan keminter.

Karena itulah, Iman Supriyono pantas merasa bersyukur karena bisa bertemu dan
mendapatkan guru yang sudi mendidiknya untuk bisa merasa goblok. Lebih
dari itu, Pak Rohim –yang diklaimnya sebagai guru (dalam buku ini)–
rela untuk menggoblokkan dirinya yang tidak pernah bosan untuk mendidik
dan bahkan memberi kepercayaan terhadap murid-muridnya yang goblok.

Dengan tempaan guru gobloknya, akhirnya Iman Supriyono yang saat ini merupakan
konsultan senior di SNF Consulting tidak pernah berhenti untuk terus
merasa goblok. Salah satu bukti kesadaran akan kegoblokan dirinya ialah
tentang mimpinya untuk bisa membuat kantor konsultan yang bisa
dipercaya perusahaan-perusahaan kelas dunia. Akan tetapi hingga saat
ini belum tercapai. Belum bisa. Goblok. Dan, karena itu, ia tidak akan
pernah berhenti untuk mengentaskan diri dari ambisi goblok tersebut
hingga mimpinya jadi kenyataan.

Memperhatikan semangat Iman Supriyono yang meledak-ledak untuk membakar jiwa entrepreneur dan investor ini, maka kehadiran buku perlu menjadi pegangan wajib bagi mereka yang ingin melepaskan diri dari kegoblokan statis dan bahkan kegoblokan
absolut. Bahkan tidak hanya bagi mereka yang sedang ingin mengembangkan
usaha bisnis jasa saja, tetapi juga para pendidik (guru dan dosen) yang
selalu merasa sok lebih pandai dari murid atau mahasiswanya.
Teladan Pak Rohim –yang selalu merasa sebagai guru goblok– perlu
diwarisi para pemegang kunci gerbang dunia akademis.

Ada banyak kelebihan dari buku ini. Bahasa yang digunakan sangat mengalir dan enak
untuk dibaca –saya seperti sedang membaca sebuah novel. Selain itu,
sentilan-sentilan pedas tidak justru membuat kita marah dan menutup
buku. Tapi sebaliknya, justru kian bernafsu untuk menuntaskannya. Tidak
ada kata lain untuk memuaskan rasa penasaran di balik judul buku yang
terkesan ”melecehkan” itu, kecuali membaca isinya. Karena hanya
orang-orang goblok absolut saja yang pasti enggan untuk menikmati buku
ini. (*)

Abd. Sidiq Notonegoro, pengajar di Universitas Muhammadiyah Gresik

Habitus Baru Kebijakan Finansial

Judul buku : Memahami, mengukur,dan Meningkatkan Financial Spiritual Quotient untuk keunggulan diri, perusahaan & masyarakat
Penulis : Iman Supriyono
Penerbit : SNF Consulting, Surabaya
Peresensi : J.Sumardianta
( www.snfconsulting.com )
Cetakan : 4
Tebal : XX + 444 Halaman -----

Ahmad Baidlowi, bukan nama sebenarnya, seorang pengusaha sol sepatu sukses. Ia membuka usaha di sentra industri sepatu di Jawa Timur. Di masa kejayaan, ia sangat dipercaya pemasok. Senantiasa dikirimi barang dagangan bernilai miliaran rupiah tanpa membayar terlebih dulu. Di menara kesuksesan Baidlowi terlena. Ia mengidap sindrom kepuasan finansial dini. Sebuah sedan baru berharga dua ratus juta rupiah dibeli dengan cara mengangsur. Ia ingin, dalam pergaulan sosial, memeragakan diri sebagai orang sukses.

Baidlowi menikah lagi dengan istri kedua di luar kota. Ia sungguh menikmati hidup sebagai pengusaha makmur. Anak-anak disekolahkan di perguruan swasta favorit dengan iuran mahal. Anak-anak dibiasakan hidup di lingkungan orang kaya. Sekolah diantar jemput mobil bagus. Belajar di kelas berpendingin ruangan. Tahun 2003 industri sepatu lesu. Banyak pengusaha sepatu gulung tikar. Bisnis Baidlowi pun kena imbas. Omset sol sepatu terus menukik turun. Sementara gaya hidup tetap berpacu di atas ban berjalan hedonisme (hedonic treadmill). Pola hidup Baidlowi seperti tikus hamster dalam jebakan putar. Kenaikan pendapatan diikuti dengan kenaikan kebutuhan pencetus keinginan (need create want). Semakin kencang hamster berlari semakin banter pula putaran jebakannya.

Satu demi satu bilyet giro (BG) yang dipegang pemasok ditolak bank. Pemasok enggan berurusan dengan Badlowi. Bagai lenyap ditelan bumi, Baidlowi menghilang dari peredaran di tengah derasnya tagihan bertubi relasi bisnis. Sindrom ejakulasi finansial dini bersama sindrom SMS kuadrat (senang melihat orang lain susah dan susah melihat orang lain sukses) merupakan patologi endemik yang merajalela di kalangan masyarakat.

Ahmad Baidlowi, meminjam kerangka berpikir Iman Supriyono, dalam buku FSQ, merupakan contoh ekstem manusia yang tidak cerdas finansial spiritual (FSQ). Buku FSQ didesain Iman Supriyono, konsultan strategic finance, buat membantu khalayak memahami mekanisme finansial yang ditempatkan di atas landasan kokoh kecerdasan spiritual. Profil manusia cerdas finansial spiritual, menurut direktur SNF Consulting Surabaya itu, adalah orang yang memiliki kejujuran dan setia pada komitmen.

Financial Spiritual Quotient (FSQ) dengan rumusan numerik Financial Quotient (FQ) memberikan framework operasional bagaimana mencapai prestasi finansial dengan tetap berpegang pada nilai-nilai spiritual dalam kondisi sedilematis apa pun. Rumusan numerik perhitungan skor FQ memacu orang untuk cerdas mencari uang dengan sumber-sumber halal, terbebas dari perbuatan tercela dan ketergantungan pada orang lain. Makin tinggi skor FQ, makin sukses finansial spiritualnya.

Skor FQ menunjukkan jumlah orang yang bisa mendapatkan manfaat finansial melalui kerja dan investasi si pemilik skor tersebut. FQ 1 mampu menanggung beban finansial satu orang (diri sendiri). FQ 2 mampu menanggung beban finansial 2 orang, yaitu dirinya sendiri dan satu orang lain yang beban finansialnya setara dirinya. FQ 3 mampu menanggung beban finansial 3 orang, yaitu dirinya sendiri, dan dua orang lain yang setara dengannya. Prestasi FSQ orang tua dianggap gemilang bila anak-anaknya bisa mencapai FQ 1 maksimum usia 12 tahun. Ibarat kuliah orang tua dianggap DO bila anak-anak mereka mengidap mentalitas 12 M: Madep mantep melu moro tuwa. Moro tuwa nesu minggat. Moro tuwa mati maris (Berteguh hati hidup bersama mertua. Mertua marah, pergi. Mertua meninggal, nunggu pembagian harta warisan).

With money you can buy: a house, a clock, a bed, a book, a position, blood, sex, and see a doctor. But you can't buy a home, time, sleep, knowledge, respect, life, love, and good health (Dengan uang Anda bisa membeli rumah, jam, tempat tidur, jabatan, darah, dan berobat ke doctor. Kendati demikian Anda tidak bisa membeli hunian yang damai, waktu, istirahat nyaman, pengetahuan, kehormatan, kehidupan, cinta, dan kesehatan).

Peribahasa Tiongkok modern perihal uang tadi kiranya relevan buat mengapresiasi profil-profil manusia yang cerdas finansial spiritual sebagaimana dikisahkan Iman Supriyono secara inspirasional dalam buku FSQ.

Uang bukan segala-galanya tapi tanpa uang menjadi susah segala-galanya. Kopral Satu (Koptu) Wagimin adalah serdadu kelahiran Caruban, Madiun, yang berdinas di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Gajinya tidak lebih dari 1 juta rupiah per bulan. Koptu Wagimin adalah tentara berpangkat rendah tapi FSQ-nya tinggi. Mula-mula ia berhutang dengan agunan gaji buat membeli sapi. Ia menitipkan sapi-sapinya pada para transmigran Jawa di Pelaihari �60 kilometer selatan Banjarmasin.

Seekor induk sapi biasanya beranak setahun sekali. Dengan 24 ekor sapi betina, setiap tahun Koptu Wagimin memperoleh 24 pedet (anakan sapi). Dengan sistem nggaduh (bagi hasil) itu pemilik dapat bagian 12 ekor sapi. Harga seekor sapi yang sudah bisa dipisah dari induknya paling murah Rp 3 juta. Artinya, Koptu Wagimin mendapat income Rp 3 juta dari seekor anak sapi setiap bulan. Pangkat kopral gaji jenderal. Kehidupan Koptu Wagimin migunani tumraping liyan (berguna bagi sesama). Alhadits mengajarkan sebaik-baiknya orang adalah yang paling berfaedah bagi sesamanya. Koptu Wagimin tidak hanya menghidupi keluarga melainkan memberi lapangan kerja buat masyarakat pedesaan yang nggaduh sapi-sapinya.

***

Fuad Fanani, bukan nama sebenarnya, manajer pemasaran sebuah perusahaan asuransi papan atas di Jakarta, ingin berterima kasih kepada orang tuanya. Dia bekerja keras dan menabung agar orang tuanya yang sudah mulai renta bisa menunaikan ibadah haji. Senyum bahagia kedua orang tua mengenakan ihram di Mekah dan Madinah se

nantiasa membayangi Fanani setiap hari. Suara azan merdu dari Masjidil Haram seakan mengiang di alam bawah sadarnya. Semangat kerja yang goyah di tepian rutinitas monoton kembali terdongkrak tatkala Fanani teringat nazarnya. Fanani akhirnya bisa memberangkatkan kedua orang tuanya menunaikan rukun Islam kelima pada 2007.

Kullu mauludin yuladu alal fitrah. Setiap manusia dilahirkan dalam fitrah. Begitu bunyi potongan sebuah hadits. Setiap orang dibekali fitrah untuk belajar menjadi orang yang cerdas finansial spiritual. Orang yang memiliki komitmen kuat pada keluhuran, dalam bahasa Arab, disebut ilah. Koptu Wagimin dan Fuad Fanani adalah orang yang setia pada nilai-nilai spiritual dalam kondisi dilematis apa pun. Orang yang memiliki visi paripurna kokoh hidup dengan satu tujuan berbakti kepada Sang Pencipta. (*)

J.Sumardianta, Guru Sosiologi SMA Kolose De Britto Jogjakarta

Ketahanan Pangan Nasional Terancam


Apa yang ditakuti bangsa Indonesia bener-bener terjadi. Harga dan pemenuhan kebutuhan pokok warga yang berbasis pertanian sudah didikte oleh bangsa lain. Hampir seluruh produk pertanian yang ada di Indonesia sekarang ini tidak terlepas dari cengkraman asing. Kenaikan harga-harga komoditas pertanian di tingkat harga dunia dapat dipastikan akan mempengaruhi tingkat harga lokal di Indonesia. Kenapa harga-harga produk pertanian dunia naik? Tentu saja kenaikan produk pertanian tidak terlepas dari naiknya tingkat harga minyak mentah dunia yang begitu tinggi sehingga negara-negara maju mengantisipasinya dengan cara menggantikan minyak mentah dengan biofuel yang dimana biofuel hanya dapat dihasilkan dari produk-produk pertanian.

Amerika Serikat contohnya, AS merupakan negara penghasil kedelai terbesar di dunia tetapi setelah harga minyak mentah naik. AS merubah sebagian hasil kedelainya ± 15% menjadi biofuel. Otomatis harga kedelai akan naik karena supply kedelai tidak sebanding dengan kebutuhan masyarakat akan kedelai yang semakin meningkat. Tidak hanya kedelai, komoditas lainnya seperti beras, gandum, jagung dan minyak sawit terkena imbas lonjakan harga akibat pengalihan minyak mentah tersebut.

Harga kedelai dunia saat ini naik 100% yaitu dari ±300 dolar AS per ton pada awal tahun 2007 menjadi ±600 dolar AS per ton pada akhir tahun 2007. Begitu pula dengan komoditas lainnya (2 tahun terakhir) beras naik 18, 25% dari $274, 67 menjadi $324, 8 per ton, Gandum naik 108, 02% dari $180, 01 menjadi $374, 45 per ton, Jagung naik 48, 76% dari $53, 98 menjadi $80, 3 dan minyak sawit naik 124, 28% dari $420, 23 menjadi $942, 5.

Padahal untuk diketahui saja, kita adalah salah satu importir terbesar kedelai yaitu sebesar 68, 5% dari kebutuhan nasional, importir jagung sebesar ±25%, dan yang paling parah adalah gandum/terigu yaitu 100% kebutuhan nasional kita import seluruhnya dari Amerika Serikat. Pada awal januari 2007 lalu harga lokal kedelai eceran masih sekitar Rp 3.450 tetapi setelah AS mengeluarkan kebijakan pengalihan minyak mentah dengan biofuel sekarang harga lokal kedelai telah berubah menjadi Rp 7.500/kg. Harga kedelai dan komoditas lainnya diprediksi akan terus mengalami kenaikan seiring naiknya harga minyak mentah di pasar dunia yang semakin tinggi dan lahan pertanian kedelai yang tiap tahunnya mengalami penyusutan. Menunggu turunnya harga kedelai dan komoditas lainnya tanpa kita berusaha mencoba untuk memproduksi kebutuhan sendiri sama saja menunggu kucing bersahabat dengan tikus (emangnya Tom and Jerry :p) alias ga mungkin githu lho !!.

Jangan pernah beralasan tanpa berbuat yaitu dengan mengatakan (selalu untung  ga mau rugi he..he) “Untung saja hanya kedelai (bukan termasuk salah satu dari 9 bahan pokok) coba kalau beras kita bisa ga makan”. Seharusnya kita memperkuat ketahanan pangan kita di seluruh produk-produk petanian tanpa terkecuali bukannya mencari-cari alasan untuk membenarkan kesalahan apa yang kita perbuat selama ini. Apa ga malu dengan Negara Vietnam? Pada tahun 80-an Vietnam masih dilanda perang saudara bahkan dengan Amerika (yang dimana Rambo sebagai jagoannya) dan luas wilayahnya pun hanya 329.560 km2 bandingkan dengan Indonesia yang luasnya hampir mencapai 2 juta km2 tetapi kenapa Vietnam bisa dinobatkan sebagai penghasil beras terbesar dunia? Vietnam juga telah memiliki pangsa pasar beras sebesar 40-45% kebutuhan beras pasar dunia dan yang paling menyakitkan adalah kita sebagai negara agraris harus melakukan impor beras dari Vietnam untuk mengatasi kekurangan pasokan beras serta menstabilkan harga beras secara nasional sebanyak 1, 5 juta ton/tahun. So, Apa yang harus kita lakukan? tidak ada jalan lain selain kita harus mandiri dan terbebas dari campur tangan asing. Anda siap?

Budi Wahyu Mahardhika
mahardhika@snfconsulting.com
Kejawan, 11 Muharram 1429 H

Buktikan Dirimu Sendiri yang Terbaik

Tiba-tiba saya menyesali keputusan perusahaan yang tidak mengikutkan saya untuk hadir di acara bedah buku FSQ di Islamic Book Fair Malang. Tapi mau gimana lagi, mulai jam 19.30 kemarin malam tanggul penahan lumpur Lapindo Sidoarjo jebol dan sampai sekarang belum dapat diperbaiki akibatnya 2 jalur yang menghubungkan Surabaya-Malang (tertutup lumpur setinggi 1 meter) terputus. Ketika saya kembali ke Surabaya pun tanggal 27 Desember 2007 lalu, musibah banjir telah dimulai (Cepu,Bojonegoro,dll). Tapi alhamdulillah saya masih tertolong karena baru hari berikutnyalah musibah banjir besar itu terjadi.


Musibah datang silih berganti seakan-akan tidak ada henti-hentinya belum satu musibah selesai datang lagi musibah berikutnya seperti pepatah bilang “Lepas dari mulut buaya, masuk ke mulut harimau”. Belum lagi, masyarakat harus menghadapi harga-harga yang mulai merangkak naik dimulai dari naiknya 9 bahan pokok, biaya kesehatan, biaya pendidikan dan yang terakhir gonjang-ganjing akan naiknya BBM yang diakibatkan karena harga minyak dunia yang melonjak. Kita bermain pepatah lagi “Sudah jatuh di timpa tangga terus di tiban batako, batu kepek terus sekalian rumahnya nibanin pemiliknya” itulah nasib dari bangsa Indonesia.


Apakah kita harus menyalahkan pemerintah? Di alam modern ini, peran pemerintah memang harus menjadi semakin kecil karena masyarakat sudah mampu mengurus dirinya sendiri. Acap kali kita mengecilkan peran dan kemampuan swadaya masyarakat, lalu menyerahkan urusan-urusan yang sebetulnya urusan kita kepada pemerintah. Sangat mungkin jadi kesalahannya terletak pada diri kita sendiri. Kita mengharap terlalu banyak dari pemerintah dan kaum elit politik, serta tidak melakukan apa-apa terhadap diri kita sendiri. Kita terlalu pasrah menunggu sampai pemerintah mengubah nasib kita. Kalau pemerintah yang sekarang belum mampu, mungkin pemerintah yang akan datang bakal mampu mengubah nasib kita. Lha, bagaimana kalau tidak ?


Jangan bermimpi, Saudaraku. Rebut kembali nasib Anda. Be your best! Tuntut dirimu sendiri menjadi yang terbaik. Kerja keras dan kembangkan dirimu menjadi yang paling unggul. Jangan tunggu orang lain mengubah nasibmu. Nasib kita hanya ditentukan oleh diri kita sendiri, seberapa hebat kita tampil di kancah persaingan. Jangan tunggu pemerintah memperbaiki sistem pendidikan karena kita berkemampuan mendidik diri kita sendiri. Jangan tunggu pemerintah membasmi korupsi karena kita sendiri dapat mulai menjadi sel antikorupsi dan yang terakhir jangan menunggu bantuan/sumbangan dari pemerintah padahal kita mampu untuk memberi bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Jadilah lilin di tengah kegelapan. Jadilah lilin yang mencerahkan. Biarlah angin dan badai berembus, asal kita mampu terus menyala. Karena, kalau kita tidak menyala, kita akan mati.

Buktikan merahmu Saudaraku… Biarlah Allah SWT saja yang melihat dan menilai pekerjaan kita, bukan yang lain.


Selamat Tahun Baru Hijriyah 1 Muharram 1429, wahai saudaraku. Semoga di tahun 1429 H nanti, kita di mudahkan oleh Allah untuk mengemban amanah yang diberikannya-Nya dengan kualitas terbaik dan saya juga mengucapkan selamat kepada Akhuna Heri sebagai Ketumda yang baru semoga KAMMDA Surabaya jauh lebih baik dan jauh bermanfaat bagi masyarakat dan dakwah Islam ke depan. Selamat Berjuang!!!


Budi W. Mahardhika
mahardhika@snfconsulting.com
Kejawan Gebang, 05 Januari 2008

Manfaat Ekonomi Korps Alumni

Suasana malam, hujan dan hawa dingin yang merasuk di Ibukota Jakarta seakan tidak terasa melainkan hanya hawa panas yang menyelimuti ketika pagelaran istimewa musdalub ini akan diselenggarakan Senin pagi jam 08.00 waktu IAIN. Kenapa pagelaran ini begitu spesial dan di tunggu kehadirannya? Tentu saja karena pagelaran yang satu ini baru kali ini diselenggarakan semenjak Republik KAMMDA Surabaya ini berdiri, yaitu sekitar 9 tahun yang lalu. Tetapi patut disayangkan kehadirannya bertepatan dengan liburan panjang yang diakibatkan berdekatannya 3 hari libur nasional, yaitu Idul Adha, Natal, dan Tahun Baru di mana mahasiswa dan alumni republik ini sedang menikmati liburan alias pulang kampung. Semoga saja kondisi eksternal yang terjadi tidak menggangu perhelatan akbar ini dan akan menghasilkan perubahan yang signifikan bagi republik ini.Amin..

Sebetulnya apa saja sih materi yang akan di bahas dalam Musdalub ini? Saya memprediksikan minimal ada 3 hal penting yang akan di bahas. Apa itu? Pertama, PertanggungJawaban Badan Pengurus Harian (BPH) KAMMDA Surabaya periode 2007-2008 termasuk di dalamnya alasan utama yang menyebabkan Musdalub ini terjadi. Kita sebagai rakyat republik ini ingin tahu lebih jelas tentang alasan yang menyebabkan Sang Ketum mengundurkan diri (kalau Sekum sih udah tahu ga usah di tanya :p). Kedua, pemilihan ketum dan sekum baru untuk periode 2008-2009. Wah dasyat!! Pemilihan ketum yang baru merupakan momen yang sangat penting dalam perhelatan akbar ini. Bagaimana tidak penting? Ketum baru akan dihadapkan 2 momen luar biasa besar di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini, yaitu: Pilkada Jatim 2008 dan Pemilu 2009. Jika ketum dan jajarannya lemah maka dipastikan KAMMI hanya akan menjadi penonton alias ayam sayur di momen luar biasa ini. Terakhir yang ketiga, yaitu penentuan musyawarah kerja yang dimana pengurus baru menetapkan program kerjanya.

Agenda/program kerja pengurus baru yang paling mendesak dan dahulu pernah menjadi wacana pada saat musyawarah daerah periode 2004-2005 (Agus WD), yaitu pembentukan Korps Alumni Kammda Surabaya dan kalau bisa kita gulirkan wacana ini hingga tingkat nasional tetapi tentu saja Surabaya sebagai pionir awal proyek besar ini. Mengapa proyek ini sangat penting? Mengapa proyek ini harus segera dilaksanakan? Ada 10 manfaat ekonomi yang kita dapatkan ketika kita harus membuat Korps Alumni Kammi, yaitu :

1. Terbentuknya jaringan bisnis antar anggota dan alumni di lingkup Surabaya, Jatim dan Nasional

2. Informasi lowongan pekerjaan bagi anggota KAMMI dari alumni.

3. Donatur tetap bagi alumni yang berkemampuan.

4. Informasi donatur kegiatan KAMMI dari perusahaaan/lembaga yang dikelola oleh alumni.

5. Upgrading teknis dan keilmuan dari berbagai bidang oleh alumni melalui kursus, seminar atau pun diskusi rutin departemen.

6. Sebagai konsultan gratis di berbagai bidang ilmu sesuai dengan departemen masing-masing.

7. Discount/potongan harga bagi anggota KAMMI apabila melakukan transaksi di perusahaan/merchant yang dikelola alumni.

8. Alumni sebagai investor di bisnis yang di kelola departemen keuangan.

9. Mendorong terciptanya akuntabilitas dan tranparansi KAMMDA Surabaya dengan adanya laporan keuangan yang diterbitkan sebulan sekali untuk anggota, alumni dan masyarakat.

10. Mendorong terciptanya media komunikasi yang rutin seperti buletin, majalah atau website yang berfungsi sebagai sarana komunikasi antara anggota dan alumni.

Sekian dulu saran dari saya, ini merupakan bahan masukan bagi pengurus KAMMI Daerah Surabaya yang baru yang tentu saja kita berharap akan jauh lebih baik dari pendahulu- pendahulunya. Amin..

Selamat bersidang.....

Budi W.Mahardhika
mahardhika@snfconsulting.com
Jakarta, 24 Desember 2007 jam 01.27

Dilema Privatisasi BUMN

Perusahaan dikatakan baik apabila memiliki trend pertumbuhan, diminati investor, mampu membukukan keuntungan (profitable), memiliki prospek yang baik, memiliki produk/jasa unggulan, memiliki kompetensi teknis dan yang terakhir mempunyai manajemen yang andal. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini perusahaan-perusahaan di Indonesia terutama BUMN diwajibkan untuk mewujudkan itu semua jika ingin tetap eksis dan bersaing dengan kompetitor dari negara lain. Tetapi pada kenyataannya, setiap tahun rata-rata 25% perusahaan-perusahaan BUMN malah mengalami kerugian sehingga bukannya menambah pendapatan APBN malah menjadi beban bagi negara.

Apa yang harus dilakukan pemerintah? Pertama, pemerintah mencoba memperbaiki sendiri perusahaan-perusahaan BUMN itu yaitu dengan cara melakukan restrukturisasi. Tetapi cara ini masih kurang berhasil selain terbatasnya anggaran pemerintah untuk memperbaiki kinerja, pemerintah juga dihadapkan dengan masalah budaya korupsi yang sudah melekat di setiap BUMN yang ada. Maka dibutuhkan keterlibatan pihak lain yang membantu untuk memperbaikinya, oleh karena itu, privatisasi merupakan salah satu alternatif terbaik untuk meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan-perusahaan BUMN.


Ada 4 pandangan/sudut pandang dalam hal menentukan keputusan privatisasi, ada 3 hal yang mendukung privatisasi dan 1 hal yang menolak privatisasi. Kita bahas yang mendukung privatisasi yaitu pertama, ekonomi mikro (Kementerian Negara BUMN), kedua, ekonomi makro (Departemen Keuangan), ketiga, pemakai jasa/barang (Masyarakat), dan yang menolak yaitu dari sudut pandang ekonomi politik (Legislatif) .

Ekonomi mikro bertujuan meningkatkan produktivitas, profitabilitas, efisiensi, dan pengurangan hutang BUMN. Privatisasi juga meningkatkan Good Corporate Governance (GCG), masuknya sumber keuangan baru ke perusahaan, pengembangan pasar, manfaat alih teknologi dan yang terakhir peningkatan jaringan usaha. Kementerian Negara BUMN mau tidak mau harus melakukan keputusan privatisasi dikarenakan pemerintah menginginkan setiap perusahaan BUMN yang ada menjadi sehat dan mencetak laba dalam setiap tahunnya.

Dari sisi ekonomi makro, tujuan privatisasi berorientasi pada kepentingan fiskal, yaitu untuk menambah sumber Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), perbaikan iklim investasi, dan pengembangan pasar modal. Dalam jangka panjang, keberhasilan program privatisasi dapat mendukung sumber dana APBN. Semakin besar laba yang dapat dihasilkan BUMN maka dapat kita pastikan juga pemasukan untuk APBN yang berasal dari pajak dan dividen akan semakin meningkat.

Obyektivitas pemakai jasa/barang lebih banyak dipengaruhi oleh tingkat harga barang/jasa yang terbentuk di masyarakat. Tentu saja, semakin banyak persaingan yang terjadi di bisnis sejenis maka tingkat harga yang terbentuk akan semakin murah sehingga jasa/barang yang diperjualbelikan dapat terjangkau oleh masyarakat luas.


Obyektivitas ekonomi politik bertujuan melindungi asset nasional dengan pertimbangan melindungi bidang usaha yang berkaitan dengan nasionalisme, keamanan negara dan usaha sumber daya alam. Memang sekarang tingkat kepemilikan pemerintah di setiap perusahaan-perusahaan BUMN masih mayoritas dimana pemerintah masih memiliki saham di atas 51 persen di seluruh BUMN yang ada, pengecualian pada Indosat yang melepas lebih dari 85 persen kepemilikan pemerintah. Tetapi tidak menutup kemungkinan kalau pemerintah hanya menitikberatkan pada keuntungan ekonomi makro dan mikro saja tanpa melibatkan nasionalisme/ekonomi politik maka perusahaan yang dahulunya milik/monopoli pemerintah Indonesia dapat berpindah ke perusahaan/pemerintah negara lain.

Saat ini sekitar 10% BUMN telah di privatisasi dari total 140 perusahaan BUMN. Untuk tahun 2008, Kementerian Negara BUMN merencanakan target privatisasi 28 perusahaan BUMN lagi atau sekitar 20% dari jumlah total perusahaan BUMN.
Jadi, bagaimana menurut teman-teman ? Privatisasi itu baik atau buruk ? Apabila tidak di privatisasi maka perusahaan BUMN tidak mampu bersaing dan pemerintah pun mengalami kerugian dikarenakan menanggung beban-beban yang ada. Tetapi jika diteruskan maka perusahaan-perusahaan milik pemerintah akan dikuasai sepenuhnya oleh perusahaan asing dikarenakan perusahaan dalam negeri masih belum mampu bersaing dalam hal penyediaan modal. Dilema bukan ? (Sumber : Kompas, 10 Desember 2007).

Budi W.Mahardhika
mahardhika@snfconsulting.com
Kejawan Gebang, 18 Desember 2007 (02.40)

Naik-Naik..BBM Naik

Ironis…ketika negara-negara penghasil minyak mendapatkan panen besar, Indonesia sebagai produsen minyak malah merugi. Bukti panen besar produsen minyak negara-negara Timur Tengah adalah pembelian besar-besaran armada udara Boeing 320 dreamliners yang harganya 320 juta dollar US (sekitar 3 Trilyun) oleh maskapai penerbangan mereka. Salah satunya adalah maskapai penerbangan Qatar (Emerates) telah membeli 70 dreamliners bertipe A30XWB sebanyak 70 buah dan 11 buah dreamliners bertipe A30 begitu pun maskapai saingannya yaitu Qatar Airlines telah memesan 142 pesawat Boeing terbaru yang didalamnya termasuk 30 Boeing dreamliners untuk menjalankan aktivitas operasional mereka. Bahkan Pangeran Awalid pun yang mempunyai kekayaan 20,3 milyar dollar (180 Trilyun) dari Arab Saudi turut ikut-ikutan membeli Boeing 320 dreamliners untuk kendaraan pribadi.(Bisnis Indonesia )

Mengapa harga minyak dunia naik? Ada 3 kemungkinan, yaitu pertama, minyak naik karena ketegangan politik di Timur Tengah terutama ketegangan di Irak. Kedua, berkurangnya kapasitas produksi minyak dunia dalam menyuplai kebutuhan dunia atau yang terakhir adalah spekulasi harga global yang menginginkan harga minyak naik Berita terakhir OPEC memutuskan tidak menaikan produksi dengan pertimbangan sudah menaikkan produksinya pada November silam sebesar 500 ribu barrel (Detik Finance) sehingga diyakini harga minyak tidak akan turun di bawah level $80 per barrel (Menurut Paskah Suzetta) padahal dalam APBN 2007, asumsi harga minyak dipatok hanya $60 per barrel.

Kebutuhan akan minyak dunia tiap harinya terus bertambah sedangkan kapasitas produksi minyak dunia tiap harinya relatif tetap maka tidak heran kalau harga minyak tiap tahunnya bukan tambah murah malah semakin mahal. Indonesia sebagai produsen minyak dengan kapasitas maksimal produksi kilang 1,046 juta barrel (Rata-rata hanya 950 ribu barrel) per hari tidak mampu menutupi kebutuhan akan BBM dalam negeri yang rata-rata tiap harinya 1,4 juta barrel sehingga mau tidak mau bangsa kita harus mengimpor 450 ribu barrel per hari atau lebih dari 40% dari kebutuhan nasional.

Kenaikan harga minyak menyebabkan subsidi BBM ikut meningkat. Tahun 2007, subsidi BBM yang dalam APBN dianggarkan sebesar 55,6 Trilyun membengkak menjadi 87,7 Trilyun begitu juga subsidi listrik dari 32,4 Trilyun menjadi 43,47 triliun. Asumsi subsidi BBM di tahun 2008 untuk harga minyak dunia berturut-turut $90,$95 dan $100 per barrel maka pemerintah harus mensubsidi sebesar 140,8 T, 155,8 T dan 170,7 T padahal anggaran pendidikan setahun hanya 51,4 Trilyun hampir sama dengan cicilan hutang pemerintah sebesar 54,1 Trilyun tiap tahunnya dari total pendapatan pemerintah sekitar 400 Trilyun per tahun. Maka bersiap-siagalah mulai tanggal 01 Januari 2008 pemerintah mau tidak mau harus menaikan harga BBM dalam negeri karena tidak sanggup untuk mensubsidi beban yang begitu besar.

Harga BBM bertahap akan naik untuk premium (Oktan 88) tetap yaitu Rp.4500 per liter tapi hanya diperuntukkan untuk kendaraan dinas, umum dan sepeda motor. Sedangkan untuk kendaraan pribadi diharuskan menggunakan BBM premium jenis Oktan 90 dan Pertamax yang harganya masing-masing Rp.6750 dan Rp.7750. Harga BBM Industri telah naik lebih dahulu pada tanggal 01 Desember 2007 kemarin sekitar 14,6 – 21,6 % dari harga sebelumnya. Makin berat saja hidup ini L. Bagaimana nih mas-mas dan mbak-mbak Kastrat,apa yang harus kita lakukan ? Masak harus menunggu setelah sekjen menikah he..he?

Budi W.Mahardhika
Bendum Kammda (2004-2006)
mahardhika@snfconsulting.com

Mengapa KAMMI Harus Berwirausaha?


Mengapa pemuda Islam di Indonesia harus berwirausaha? Sebuah pertanyaan yang seharusnya mulai dipikirkan dari sekarang bagi mereka yang mengaku pemuda. Pada bahasan yang lalu, telah diawali sebuah tulisan yang menyangkut semangat kepahlawan dalam bidang ekonomi. perlu diketahui bahwa, pemuda Islam di Indonesia tidak banyak yang sepak terjangnya di dunia wirausaha. Padahal, kita tahu ranah wirausaha ini merupakan area yang cukup strategis apabila ingin menguasai dunia. Namun, sayang peluang ini masih belum cukup baik dilihat oleh pemuda Islam di Indonesia. Setidaknya ada 4 alasan yang melatarbelakangi mengapa pemuda Islam di Indonesia harus berwirausaha?


Pertama, Perbandingan kualitas Sumber Daya Manusia antara muslim dengan non-muslim yang tidak sebanding. Mari kita lihat, besar jumlah umat Islam di Indonesia saat ini mencapai 80-90% dari jumlah penduduk (160-180 juta). Jumlah pengusaha yang ada saat ini hanya 168 ribu orang. Bandingkan dengan jumlah penduduk non-muslim yang hanya berjumlah 10-20% dari jumlah penduduk (20-40 juta) tetapi dapat menguasai 70% dari jumlah total pengusaha Indonesia, yaitu 392 ribu orang. Kalau Head to Head (bersaing) maka kualitas sumber daya manusia non muslim dalam menumbuhkan kinerja ekonomi adalah 1:21 orang. Maka, jangan heran jika sampai saat ini program kristenisasi atau pemurtadan dapat hidup dan tumbuh subur di negara yang muslimnya terbesar di dunia ini. Ini merupakan alasan utama, mengapa pemuda Islam di Indonesia harus berwirausaha.


Kedua, adalah tingginya tingkat pengangguran yang diakibatkan kurang seimbangnya antara jumlah pengusaha (perusahaan) dengan jumlah pekerja. Jumlah pengangguran di Indonesia pada akhir tahun 2006 saja, yaitu: pemuda sebanyak 10,85 juta jiwa dan sarjana 385.418 jiwa (Bisnis Indonesia, 11 Nopember 2006) dan akan bertambah setiap tahunnya. Jika pengangguran tidak segera di atasi maka jumlah masyarakat miskin di Indonesia akan bertambah (Data Bank Dunia 2006, 49% penduduk Indonesia dalam kondisi miskin) sehingga akan mengakibatkan negara tidak stabil dikarenakan naiknya jumlah kriminalitas (iklim investasi terganggu).


Ketiga, ketergantungan impor di Indonesia yang sangat membahayakan. Hampir seluruh kebutuhan pokok di Indonesia harus kita penuhi dengan cara impor. Gandum/terigu 100%, pakan udang 35%, susu 70%, gula 40%, garam 50%, 25% kebutuhan daging sapi nasional (550 ribu ekor sapi), beras, kedelai dan lain-lain, bahkan minyak bumi pun kita harus impor sebanyak 40% dari kebutuhan nasional. Padahal Indonesi termasuk negara produsen minyak. (Kompas,14 Nopember 2007).


Keempat, adalah ketergantungan terhadap merek asing yang memalukan. KFC, Mc D, 5 a Sec, Starbuck, dan lain-lain mendapatkan apresiasi sangat baik di hati konsumen Indonesia. Masyarakat Indonesia lebih menyukai dan bangga memakai produk luar negeri dari pada produk dalam negeri. Bangga menggunakan produk luar negeri dianalogikan sama dengan membunuh saudara sendiri di rumah yang sama secara pelan-pelan. Negara miskin penyumbang negara-negara kaya, mungkin itu merupakan kata-kata yang pas bagi bangsa dan rakyat Indonesia. Padahal, kemandirian suatu bangsa merupakan sesuatu yang mutlak yang harus dilakukan apabila bangsa ini ingin berubah ke arah yang lebih baik.


So, apakah Anda ingin berpartisipasi? Apakah Anda ingin memajukan bangsa ini? Bila iya, maka menjadi pengusaha merupakan salah satu pilihan terbaik yang harus diprioritaskan bagi kader KAMMI yang menginginkan perubahan di negeri ini. Wallahu’alam bis showab.


Budi W. Mahardhika

mahardhika@snfconsulting.com


Semangat 10 November

Dalam bukunya yang terbaru, Where Have All the Leaders Gone? (Ke mana perginya para pemimpin?) Lee Iacocca gregetan. Bagaimana tidak geregetan? Dia mengetahui bahwa dalam bidang matematika dan ilmu pengetahuan eksak pada skala internasional urutan pertama diduduki oleh Korea Selatan, kedua Jepang, dan yang ketiga Singapura. Amerika Serikat berada di peringkat ke-18 dari 24 peserta yang mengkuti moment tersebut. Untuk mengatasi ketertinggalan itu, Iacocca menunjukkan jalan yang harus dilakukan, agar bangsa Amerika bekerja keras dan memperhatikan pendidikan anak-anak mereka. Rasa nasionalisme, rela berkorban dan harga diri kebangsaannya tumbuh seketika ketika mendengar kabar yang mengejutkan tersebut. Ia tidak rela bangsanya dipermalukan.


Bagaimana dengan bangsa Indonesia? Apakah kita masih mempunyai nasionalisme kebangsaan? Ataukah kita hanya berdiam diri saja dengan keadaan yang ada karena memang bukan urusan kita? Atau yang paling ekstrim kita malu sebagai bangsa Indonesia? Kita boleh berbanggga, Indonesia merupakan negeri kaya akan sumber daya alam, Indonesia merupakan negara demokrasi terbesar ketiga setelah India dan AS dan bahkan Indonesia memiliki ratusan tokoh yang telah mendapatkan gelar pahlawan nasional. Daftar ini akan menjadi lebih panjang jika kategori pahlawan kemerdekaan dan pahlawan revolusi turut dihitung. Namun, mengapa jumlah pahlawan yang banyak belum membuat negeri ini menjadi bangsa yang besar? Mengapa Indonesia belum bisa diakui sebagai bangsa besar di dunia Internasional? Bukankah dengan merayakan Hari Pahlawan setiap tahun kita telah taat terhadap pernyataan, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya.

Coba bandingkan Indonesia dengan Singapura dan Malaysia. Secara historis, kedua negara ini tak memiliki rekaman historis yang heroik saat meraih kemerdekaannya, tetapi kinerja ekonomi negeri tetangga ini jauh melampaui Indonesia. GNP per kapita Singapura 30 kali lebih besar dari Indonesia. Juga GNP per kapita Malaysia sekitar 3 kali lipat Indonesia, maka benarkah negeri dengan banyak pahlawan seperti Indonesia memiliki beban jauh lebih berat untuk menjadi bangsa yang besar? Dimanakah semangat 10 Nopember itu? Indonesia butuh pahlawan-pahlawan baru dalam bidang ekonomi. Indonesia butuh pahlawan yang dapat menggerakkan roda bisnis dan meningkatkan kinerja ekonomi. Pahlawan baru itu adalah entrepreneur/pengusaha.

Ir. Ciputra dalam Koran Bisnis Indonesia menyatakan : "Indonesia butuh banyak entrepreneur kalau ingin maju. Sekarang ini, jumlah pengusaha Indonesia hanya 0,28 % dari jumlah penduduk padahal di negara maju minimal 5 % jumlah pengusahanya. Bandingkan dengan Singapura yang mempunyai jumlah entrepreneur sekitar 8 % dari jumlah penduduk."
Celakanya lagi di Indonesia mayoritas entrepreneur 70% di huni oleh keturunan Tionghoa atau non muslim. Jadi jumlah entrepreneur muslim di Indonesia hanya berjumlah 0.084% atau jumlahnya sekitar 168 ribu orang. Kalau jamaah Tarbiyah jumlahnya 1% (asumsi 2 juta orang) dari jumlah penduduk maka hanya 1680 orang se-Indonesia. Kalau anggota atau alumni KAMMI yang jadi entreprenur berapa ya? Mohon hitung sendiri he..he :p. Anda siap jadi entrepreneur? (Sumber : Kompas dan Bisnis Indonesia)

Budi W.Mahardhika
Bendum KAMMDA Surabaya (2004-2006)
mahardhika@snfconsulting.com

Rasakan dan Gerakkan..

Assalamualaikum Wr wb.

Ternyata memang terbukti apa yang kami sampaikan pada surat yang
lalu, bahwa Dakwah sedang berada dalam kondisi yang kurang baik, dan
antum semua,kami yakin, juga dapat merasakannya. Maka Ikhwah, tetaplah
bergerak, berbuatlah sesuatu, perbaikilah……

Ya Ikhwah, Ada tidaknya seorang anda, tidak akan mempengaruhi
pergerakan ini. Pergerakan ini akan tetap terus ada, dengan atau tanpa
seorang anda. Maka, andalah yang membutuhkan pergerakan ini. Andalah
yang akan menghirup udaranya, merasakan sejuknya dan hidup dengannya.

Bergeraklah karena Allah, bergeraklah dan bergeraklah. Hingga
butir-butir keringatmu menjadi izzah yang bersinar, hingga derap
langkahmu menggetarkan hati manusia di sekitar, hingga air matamu
menjadikan bukti hati ikhlasmu.

Perjuangan ini tidak murah, perjuangan ini juga tidak mudah.
Hentakkan kakimu wahai ikhwah, hentakkan hingga bumi Islam merasakan
hangatnya fajar kemenangan.

Selalulah ingat, bahwa Pergerakan kita adalah pergerakan simpatik,
pergerakan yang menyentuh hati, yang menebarkan bunga kedamaian. Tidak
berarti tanpa kobar dan semangat perjuangan, tetaplah ia sebagai jalan
jihad yang indah meski penuh rintangan.

Wallahu’alam bishowab wastagfirullahil adzim.

ALLAHU AKBAR…!!!

From : Fitra Saleh FE UNS ( Galas 2000 )
Thanks bro, atas semangatnya :) Bagaimana kabar jundi kecilmu ? Sudah umur berapa ? Keep fight bro !!

December 9th, 2006

Berhenti Berarti Kalah

Oleh Chandra Kurniawan

“Kadang ke Kufah, kadang ke Bashrah, kadang ke Hijaz, dan kadang ke Yaman. Sampai kapan?”

“Bersama
mihbarah (wadah tinta) sampai ke maqbarah (kuburan),” jawab Imam Ahmad
bin Hanbal saat ditanya tentang kegigihannya dalam menuntut ilmu.

***

Setelah membaca buku Riwayat Sembilan Imam Fikih, aku berkata
dalam hati, bahwa aku adalah orang besar. Dan kebesaranku dimulai dari
apa yang telah kutulis selama ini. Tulisan-tulisanku merupakan bentuk
lain dari perasaan, kemarahan dan kebencianku akan suatu hal.

Aku
berpikir bahwa aku adalah orang besar yang kelak akan memikul amanah
dakwah dan ummah. Tapi tiba-tiba hati kecilku bertanya,
“Perangkat-perangkat apa saja yang telah engkau miliki dan jalan apa
saja yang telah engkau tempuh untuk mendapatkannya?” Aku menjawab, “Aku
belum punya apa-apa selain keinginanku yang menggebu-gebu.” Hati
kecilku kembali berkata, “Aku tahu itu, tetapi itu belumlah cukup.
Keinginan itu harus diiringi dengan pelaksanaan yang baik dan
konsisten. Engkau harus menjalankannya dengan sungguh-sungguh dan tidak
setengah-setengah, atau engkau tidak akan pernah mencapainya. Selama
ini aku perhatikan engkau tidak menjalankannya dengan teguh. Engkau
lemah oleh bujuk rayu setan dan kemudian menjerumuskanmu pada pelbagai
bentuk kemaksiatan. Walaupun pada akhirnya engkau mengakui kesalahanmu
itu. Engkau harus kuat. Engkau harus sabar. Bergaullah dengan
orang-orang yang shalih karena mereka akan menjaga dan membimbingmu.
Takutlah akan azab-Nya yang pedih dikala engkau seorang diri. Tutuplah
rapat-rapat mulutmu dari perkataan dusta. Pergunakanlah harta bendamu
untuk tujuan yang mulia. Jauhilah sumber-sumber fitnah. Banyaklah
menuntut ilmu dan merenungkannya. Tepati janji yang pernah engkau
ucapkan. Dan rajin-rajinlah mendekatkan diri kepada Allah.”

Nasihat
yang baik. Hati kecilku berkata benar karena ia tak pernah berdusta.
Menjadi orang besar bukan perkara mudah, pikirku. Menjadi orang besar
berarti mempertaruhkan seluruh kehidupan untuk menggapai apa yang
dicita-citakan. Ini tentu saja akan menyedot dan menguras seluruh
energi, pikiran, tenaga, dan waktu. Aku pikir, betapa hebat dan
mulianya orang-orang besar itu karena mereka telah menang dan kembali
dengan jiwa yang tenang. Benarlah apa yang dikatakan seorang ulama,
janganlah engkau hanya melihat kesuksesan seseorang, tetapi lihatlah
proses mereka meraih kesuksesan itu.

Dari sembilan imam fikih
yang kubaca sejarahnya, tak satupun yang tidak pernah mendapat ujian
dan cobaan; dipenjara, diasingkan dan disiksa. Bahkan Imam Zaid bin Ali
dibunuh dan mayatnya disalib di tempat umum. Untuk menjadi orang besar,
mereka harus mempertaruhkan apa yang mereka punya termasuk diri mereka
sendiri. Mereka tidak terikat pada suatu apa pun kecuali hanya kepada
Allah dan Rasul-Nya. Jika ada perkataan mereka tidak sesuai dengan
ketentuan Allah dan Rasul-Nya, mereka menyuruh kita agar
meninggalkannya. Mereka tidak merasa malu mengatakan “saya tidak tahu”,
sekalipun ilmu mereka luas dan kepakaran mereka tak tertandingi. Sejak
kecil mereka sudah gigih menuntut ilmu dan merenungkan
kejadian-kejadian yang ada disekelilingnya sehingga hati menjadi peka
terhadap problematika umat. Tidak heran jika mereka mampu menghafal
al-Quran sejak usia 10 tahun, 9 tahun, atau bahkan kurang dari itu.
Bandingkan dengan keadaan kita saat ini, di usia yang kepala dua, tiga,
atau bahkan lebih dari itu, kita belum mampu menghafalnya dengan
sempurna. Pada usia dini pula, mereka telah mampu menghafal hadits dan
buku-buku karangan guru mereka. Semangat dan etos kerja yang telah
tertanam sejak kecil, ditambah dengan lingkungan yang kondusif
(lingkungan para alimin dan shalihin), setahap demi setahap cita-cita mereka raih.

Namun,
bagi kita, perjuangan belum terlambat untuk terus kita kumandangkan.
Dengan segala apa yang ada pada diri kita dan dengan semangat yang kita
kobarkan dan dengan amal yang kita kerjakan dengan sungguh-sungguh,
demi Allah, semua itu tidaklah sia-sia. Kita harus bangkit dari
keterpurukan dan kemalasan ini. Kita harus raih kemuliaan sebelum ajal
datang menjemput. Al-Khawarizmi, seorang ahli matematika tersohor dan
penemu ilmu aljabar, ternyata baru belajar matematika ketika berusia 24
tahun. Sebelumnya dia adalah pemuda pengangguran yang senang bermain
musik. Tapi dia sadar, bahwa apa yang dilakukannya itu adalah
kesia-siaan dan kelalaian. Kemudian dia beralih dan mengerjakan
pekerjaan yang jauh lebih bermanfaat. Usia bukanlah penghalang untuk
meraih apa yang dicita-citakannya. Kelak beliau dikenal sebagai sosok
yang menguasai banyak ilmu pengetahuan mulai dari fisika, kimia,
astronomi, filsafat, matematika, dan tentu saja pandai memainkan alat
musik.

Imam Bukhari biasa bangun dari tidur, lalu menyalahkan
lampu dan menuliskan faedah suatu hadits yang terlintas dalam
pikirannya, kemudian tidur lagi dan kembali bangun hingga beliau dalam
sebagian malam melakukan perbuatan ini sampai 20 kali.

Imam Abul
Wafa bin Aqil al-Hanbali berkata, “Tak halal bagiku menyia-nyiakan
sejam pun dari umurku. Sampai-sampai bila lidahku sudah tak mampu untuk
bertutur kata, dan penglihatanku tak bisa membaca, aku tetap
menjalankan daya pikirku meskipun aku berbaring istirahat. Sehingga aku
tak akan bangkit kecuali telah terlintas dalam pikiranku apa yang akan
kutulis. Pada umur 80 tahun aku amat gemar kepada ilmu, yang tak
kualami ketika aku masih berumur 20 tahunan.”

Imam Ibnul Qayyim
al-Jauziyah berkata, “Saya kenal seseorang yang sedang sakit demam dan
sakit kepala, sedang kitab yang dibacanya tetap berada di atas
kepalanya. Apabila sedang siuman maka ia membacanya dan apabila sedang
sakit yang sangat, maka ditaruhnya kitab itu di atas kepalanya. Di
suatu hari tabib memeriksa sakitnya itu, sedang ia dalam keadaan
sedemikian itu, lalu tabib itu berkata, ‘Sungguh tuan jangan melakukan
hal ini (membaca), karena akan membahayakan ketahanan tubuh tuan dan
dapat berakibat lebih fatal lagi’.”

Syaikh Abdul Adzim bercerita
tentang Ishak bin Ibrahim al-Muradi, sebagaimana penuturannya, “Saya
belum pernah melihat dan mendengar orang yang lebih banyak kesibukannya
sepanjang siang hingga larut malam. Saya bertetangga dengan beliau,
rumah beliau dibangun setelah 12 tahun rumahku berdiri. Setiap kali
saya terjaga di keheningan malam, selalu terbias sinar lentera dari
dalam rumahnya, dan beliau sedang sibuk dengan pencarian ilmu; bahkan
sewaktu makan beliau selingi pula dengan membaca kitab-kitab.”

Menjelang
wafat Imam ath-Thabari, Ja’far bin Muhammad memanjatkan doa untuknya.
Ath-Thabari kemudian meminta tempat tinta dan selembar kertas dan
menulis doa itu. Dia ditanya, “Apa arti semua ini?” Maka dia menjawab,
“Sepantasnyalah bagi seorang untuk memungut ilmu hingga menjelang
kematiannya.” Beberapa saat kemudian beliau wafat.

Imam al-Izz Izzuddin Abdussalam meninggal dunia pada usia 83 tahun pada saat beliau sedang berusaha menafsirkan ayat al-Quran, “Allahu nuurus samawati wal ardh” di hadapan murid-muridnya. Achdiat K. Miharja penulis novel Atheis, mampu menulis novel setebal 219 berjudul Manifesto Khalifatullah pada saat berusia 94 tahun.

Merekalah
orang-orang yang tidak terhalang oleh waktu dan peristiwa. Bagi mereka,
menuntut ilmu dan mengajarkannya kepada orang banyak adalah keutamaan
yang besar dan harus mereka jalani hingga maut datang menjemput. Tidak
ada kata terlambat untuk menuntut ilmu, berkarya dan meraih prestasi.
Berhenti berarti kalah! Karena orang yang berhenti sama saja dengan
orang yang mati.

seruling_daud@yahoo.com http://penulis-muda.blogdrive.com

February 5th, 2007

Aku ingin kaya….

Tanah Penghabisan

(How Much Land Does a Man Want/Leo Tolstoy/Priharto-Bobo No. 50/XXVIII)

"Aku bosan miskin," kata Pahom pada suatu hari.
Istri dan anak-anaknya tertawa.
"Aku ingin kaya. Aku ingin punya tanah yang lebih luas. Juga ternak yang lebih banyak. Tidak seperti sekarang, hanya cukup untuk makan keluarga kita saja," lanjut Pahom.
"Kalau begitu, bekerjalah lebih rajin. Aku dengar, tetangga kita yang kaya itu akan menjual tanahnya," kata istri Pahom.
Pahom ingin, ingin sekali, membeli tanah itu. Dia berpikir keras bagaimana caranya.
"Kita beli saja tanah itu. Caranya, kita jual semua sapi kita. Uangnya kita belikan tanah itu," kata Pahom dengan suara sangat gembira keesokan harinya.
Pahom lalu menjual semua ternaknya dan membeli tanah itu. Sekarang tanahnya lebih luas dari yang dimiliki sebelumnya. Dia pun bekerja lebih keras mengolah tanahnya. Hasilnya menakjubkan. Panennya melimpah. Uang hasil panennya kembali dibelikan tanah sehingga tanah Pahom makin luas. Pahom juga membeli ternak.
Pahom kemudian membagi dua tanahnya. Sebagian untuk tanah pertanian, sebagian lagi untu tempat merumput ternaknya. Masalah mulai timbul ketika sapi-sapi tetangga Pahom ikut merumput di tanah peternakannya. Karena kesal, Pahom memagari seluruh tanahnya. Dasar binatang, meskipun sudah di pagar, tetap saja sapi-sapi itu merumput di tanah Pahom. Pagar yang dibuat Pahom sia-sia saja. Dengan mudah sapi-sapi itu merubuhkannya.
Pahom mengadukan kekesalannya kepada hakim setempat. Hakim lalu menyuruh para pemilik sapi itu membayar denda akibat perusakan pagar oleh sapi-sapi mereka. Hal itu membuat tetangga-tetangga tidak senang pada Pahom.
"Sombong sekali dia sekarang."
Pahom tidak peduli.
Tetangga semakin membenci.
Akhirnya Pahom memutuskan pergi.
Pahom dan keluarganya pindah ke tempat yang jauh dari desa asalnya. Penduduk di tempat itu masih sedikit sehingga harga tanah masih sangat murah. Karenanya, Pahom bisa membeli tanah yang lebih luas dari yang dimilikinya sebelumnya.
"Betapa senangnya kalau tanahku lebih luas lagi," katanya pada anak dan istrinya.
Pada suatu hari ada orang memberi tahu tentang tanah yang subur dan murah harganya.
"Tapi tempatnya agah jauh," kata orang itu.
"Sejauh apa pun akan kudatangi," jawab Pahom.
Lalu, dengan membawa uang yang banyak dan bekal yang cukup Pahom pun pergi ke tempat itu, negeri Bashkir namanya. Ternyata, tanahnya memang subur. Dan harganya pun murah, murah sekali.
"Dengan uang sebanyak ini kau boleh membali tanah seluas kau suka," kata orang yang rupanya menjadi semacam kepala suku di tempat itu.
Pahom diberi waktu satu hari penuh untuk menentukan luas tanah yang akan dimilikinya. Caranya, Pahom harus menancapkan sejumlah patok dengan membentuk bidang segi empat di atas tanah seluas dia suka. Dimulai dari tempatnya berdiri sekarang dan berakhir di tempat yang sama.
"Ingat, waktumu hanya satu hari. Sebelum matahari terbenam, kau harus sudah di sini lagi. Kalau tidak, maka kau tak akan mendapat apa-apa. Dan uangmu tak kembali. Sekarang, kau boleh mulai pekerjaanmu. Kami akan menunggumu di atas bukit ini," kata Sang Kepala Suku.
"Baik," sahut Pahom.
Pahom pun mulai menancapkan patok pertamanya. Karena waktu yang dimilikinya cukup banyak, Pahom merasa tidak perlu buru-buru. Setelah sadar bahwa dengan cara itu tanah yang diperolehnya tidak akan luas, Pahom mulai mempercepat lagkahnya. Kadang-kadang Pahom berlari. Pada jarak yang sudah cukup jauh dari patok pertama, Pahom menancapkan patok keduanya. Setelah itu bergegas lagi, setengah berlari untuk mencapkan patok berikutnya. Begitu seterusnya. Entah sudah berapa patok ditancapkannya. Jarak antara Pahom dan Kepala Suku beserta anak buahnya kini sudah begitu jauh sehingga mereka kelihatan begitu kecil.
Matahari kian tergelincir ke barat, pertanda hari semakin sore. Pahom seperti disadarkan bahwa waktu yang dimiliki tak banyak lagi. Dia pun berlari ke arah bukit tempat sang kepala suku beserta anak buahnya menunggu. Dia berlari, berlari, dan berlari. Pahom berlari lebih kencang dari sebelumnya.
"Ayo, cepat! Atau kau akan kehilangan uangmu!" begitu teriak orang-oang di atas bukit yang menunggunya.
Pahom mempercepat larinya. Jaraknya masih agah jauh dari bukit yang ditujunya. Hari makin sore.
Pahom cemas. Dia semakin mempercepat larinya.
Tinggal beberapa belas meter lagi.
Engahan nafas Pahom mulai terdengar jelas.
Kini tinggal beberapa meter lagi.
Tiba-tiba orang-orang memekik.
Pahom jatuh tak jauh dari tempat mereka berdiri.
Orang-orang pun gaduh ketika Pahom ternyata tak bangun lagi. Mati. Sang Kepala Suku lalu menghampiri tubuh Pahom, kemudian membuat lingkaran yang sedikit lebih besar dari tubuh yang sudah tak bernyawa itu.
"Kuburkan dia di sini. Inilah tanah penghabisan yang bisa dia miliki. Orang mati tak membutuhkan tanah yang lebih luas dari ini." *****

September 5th, 2006

Belajar Mencintai Seseorang Yg Tdk Sempurna Dgn Cara Yg Sempurna

November 2nd, 2007

Ketika kita bertemu orang yang tepat untuk dicintai, Ketika kita berada di tempat pada saat yang tepat, Itulah kesempatan. Ketika kita bertemu dengan seseorang yang membuatmu tertarik, Itu bukan pilihan, itu kesempatan.

Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan, Itupun adalah kesempatan.

Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut, Bahkan dengan segala kekurangannya, Itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan. Ketika kita memilih bersama dengan seseorang walaupun apapun yang terjadi, Itu adalah pilihan. Bahkan ketika kita menyadari bahwa masih banyak orang lain Yang lebih menarik, lebih pandai, lebih kaya daripada pasanganmu Dan tetap memilih untuk mencintainya, Itulah pilihan.

Perasaan cinta, simpatik, tertarik, Datang bagai kesempatan pada kita. Tetapi cinta sejati yang abadi adalah pilihan. Pilihan yang kita lakukan. Berbicara tentang pasangan jiwa, Adasuatu kutipan dari film yang Mungkin sangat tepat : "Nasib membawa kita bersama, tetapi tetap bergantung pada kita bagaimana membuat semuanya berhasil" Pasangan jiwa bisa benar-benar ada. Dan bahkan sangat mungkin ada seseorang Yang diciptakan hanya untukmu. Tetapi tetap berpulang padamu Untuk melakukan pilihan apakah engkau ingin Melakukan sesuatu untuk mendapatkannya, atau tidak… Kita mungkin kebetulan bertemu pasangan jiwa kita, Tetapi mencintai dan tetap bersama pasangan jiwa kita, Adalah pilihan yang harus kita lakukan. Kita ada di dunia bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai TETAPI untuk belajar mencintai orang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna.

Biar Cinta itu Bermuara Dengan Sendirinya…..

Kenapa tak pernah kau tambatkan.
perahumu di satu dermaga?
Padahal kulihat, bukan hanya satu.
pelabuhan tenang yang mau menerima.
kehadiran kapalmu!

Kalau dulu memang pernah ada.
satu pelabuhan kecil, yang kemudian.
harus kau lupakan,
mengapa tak kau cari pelabuhan lain,
yang akan memberikan rasa damai yang lebih?

Seandainya kau mau,
buka tirai di sanubarimu, dan kau akan tahu,
pelabuhan mana yang ingin kau singgahi untuk selamanya,
hingga pelabuhan itu jadi rumahmu,
rumah dan pelabuhan hatimu.

( Judul Puisi " Pelabuhan " karya Tyas Tatanka, kumpulan puisi 7 penyair serang)


Adakalanya kita begitu yakin bahwa kehadiran
seseorang akan memberi sejuta makna bagi isi jiwa. Sehingga…. saat
seseorang itu pun hilang begitu saja… Masih ada setangkup harapan
agar dia kembali….Walaupun ada kata-katanya yang menyakitkan hati….
akan selalu ada beribu kata maaf untuknya…. Masih ada beribu
penantian walau tak pasti… Masih ada segumpal keyakinan bahwa dialah
jodoh yang dicari sehingga menutup pintu hati dan sanubari untuk yang
lain. Sementara dia yang jauh disana mungkin sama sekali tak pernah
memikirkannya. Haruskah mengorbankan diri demi hal yang sia-sia??

Masih
ada sejuta asa…. Masih ada sejuta makna…..Masih ada pijar bintang
dan mentari yang akan selalu bercahaya dilubuk jiwa dengan menjadi
bermakna dan bermanfaat bagi sesama….

"Lalu… bagaimana dengan cinta yang dulu pernah ada?? ” tanya saya suatu hari.

Suara hati itu berujar, " Biarkan cinta itu bermuara dengan sendirinya… disaat
yang tepat… dengan seseorang yang tepat…. dan pilihan yang
tepat……hanya dari Allah Swt. disaat dihalalkannya dua manusia untuk
bersatu dalam ikatatan pernikahan yang barokah.."

Semoga saja akan demikian adanya…

Tapi,….
Ya Allah, kenapa ini ?

Kenapa aku belum bisa melupakannya…..?

Kenapa aku masih mencintainya……?

Walaupun aku tahu, aku tidak mungkin memilikinya…

Walaupun aku tahu, aku tidak pantas untuknya….

Memang cinta tidak harus memiliki…

Dan memiliki terkadang tidak butuh cinta…

Memang tabiat dunia itu seperti ini, kadang apa yang kita inginkan…

Tidak semuanya harus tercapai……


By : Soeara hatikoe December 3rd, 2006

ADA APA DENGAN PERNIKAHAN

Benarkah menikah didasari oleh
kecocokan?

Kalau dua-duanya doyan musik, berarti
ada gejala bisa langgeng..
Kalau sama-sama suka sop buntut
berarti masa depan cerah…(That
simple?……..)

Berbeda dengan sepasang sandal yang
hanya punya aspek kiri dan kanan,
menikah adalah persatuan dua manusia,
pria dan wanita. Dari anatomi
saja sudah tidak sebangun, apalagi
urusan jiwa dan hatinya.

Kecocokan, minat dan latar belakang
keluarga bukan jaminan segalanya
akan
lancar.. Lalu apa?
MENIKAH adalah proses pendewasaan. Dan
untuk memasukinya diperlukan
pelaku
yang kuat dan berani.
Berani menghadapi masalah yang akan
terjadi dan punya kekuatan untuk
menemukan jalan keluarnya.

Kedengarannya sih indah, tapi
kenyataannya?
Harus ada ‘Komunikasi Dua Arah’, ‘Ada
kerelaan mendengar kritik’, ‘Ada
keikhlasan meminta maaf’, ‘Ada
ketulusan melupakan kesalahan,dan
Keberanian untuk mengemukakan
pendapat’.

Sekali lagi MENIKAH bukanlah upacara
yang diramaikan gending cinta,
bukan rancangan gaun pengantin ala
cinderella, apalagi rangkaian mobil
undangan yang memacetkan jalan.

MENIKAH adalah berani memutuskan untuk
berlabuh,
ketika ribuan kapal pesiar yang
gemerlap memanggil-manggil

MENIKAH adalah proses penggabungan dua
orang berkepala batu dalam
satu ruangan dimana kemesraan, ciuman,
dan pelukan yang
berkepanjangan hanyalah bunga.

Masalahnya bukanlah menikah dengan
anak siapa, yang hartanya berapa,
bukanlah rangkaian bunga mawar yang
jumlahnya ratusan, bukanlah
perencanaan berbulan-bulan yang
akhirnya membuat keluarga saling
tersinggung, apalagi kegemaran minum
kopi yang sama…

MENIKAH adalah proses pengenalan diri
sendiri maupun pasangan anda.
Tanpa mengenali diri sendiri,
bagaimana anda bisa memahami
oranglain…??
Tanpa bisa memperhatikan diri sendiri,
bagaimana anda bisa
memperhatikan
pasangan hidup…??

MENIKAH sangat membutuhkan keberanian
tingkat tinggi, toleransi
sedalam samudra,serta jiwa besar
untuk ‘Menerima’ dan ‘Memaafkan’. (ei)

Tapi ada satu yang bisa kita sepakati
bersama tentang
cinta. Bahwa cinta, akan membawa
sesuatu menjadi lebih
baik, membawa kita untuk berbuat lebih
sempurna.
Mengajarkan pada kita betapa, besar
kekuatan yang
dihasilkannya. Cinta membuat dunia
yang penat dan
bising ini terasa indah, paling tidak
bisa kita
nikmati dengan cinta. Cinta
mengajarkan pada kita,
bagaimana caranya harus berlaku jujur
dan berkorban,
berjuang dan menerima, memberi dan
mempertahankan.

By : Medi T.Kelautan ‘98

Thank’s bro you are memang best frend Gue
November 29th, 2006

Sabar ya…

Kapal itu dirancang untuk mengarungi samudera..
Kapal juga dirancang agar tahan terhadap badai & hempasan ombak..

Begitu pun manusia..
Allah SWT menciptakanmu untuk dapat mengarungi kehidupan dengan baik..
Allah SWT juga memberikan cobaan sesuai dengan kemampuanmu..

Jadi kamu harus bersabar…
Jadi kamu harus tahan terhadap cobaan..
Jadi kamu harus bisa menyelesaikan masalahmu..

Seberat apapun..
Sebanyak apapun..kamu harus menyelesaikannya..
Janganlah lari dari tanggung jawab…
Karena Allah akan tetap meminta pertanggungjawabanmu…

Yakinlah…
Di dalam kesulitan pasti ada kemudahan..
Badai pasti berlalu..
Bekerjalah semoga Allah,Rasul dan orang2 yang beriman melihat pekerjaanmu..

Janganlah berhenti di sini..
Karena berhenti sama halnya dengan mati…

Suara hatiku berkata…
Kenapa kamu bisa lemah seperti ini dik..
Pejuang tidak pernah lemah…
Ayo semangat..aku yakin kamu bisa melakukannya..

Chayo..chayo..

Aku berkata..
Aku sudah berusaha tapi kenapa seperti ini..
Semuanya tidak sesuai dengan apa yang kuinginkan..
Semoga Allah meringankan setiap langkahku..
Tapi aku yakin….
Allah akan memberikan yang terbaik untukku…

By : Soeara hatikoe November 9th, 2006

Nasehat Bermakna

"Dunia itu manis lagi hijau. Siapa yang memperoleh harta dari usaha halalnya lalu membelanjakannya sesuai dengan hak-haknya, maka Allah akan memberinya pahala dari nafkahnya itu, dan Dia akan memasukkannya ke dalam surga-Nya. Siapa yang memperoleh hartanya dari jalan haram lalu ia membelanjakannya bukan pada hak-haknya, maka Allah akan menjerumuskannya ke dalam tempat yang menghinakan (neraka). Banyak orang yang dititipi harta Allah dan Rasul-Nya kelak di hari kiamat mendapat siksa api neraka." (HR, al-Baihaqi)